Jalur Gaza – Yahya Sinwar baru-baru ini terbunuh pada 17 Oktober 2024 dalam serangan IDF di Jalur Gaza selatan.
Israel juga mengunggah video saat seorang pemimpin Hamas meninggal.
Video yang dirilis Israel ditangkap menggunakan drone FPV. Video tersebut memperlihatkan seorang pria yang diduga pemimpin Hamas duduk di sofa merah di tengah reruntuhan bangunan.
Di sinilah drone Israel menentukan bahwa orang yang tewas dalam operasi tersebut adalah Sinwar. Jenazahnya kemudian dibawa ke Yerusalem untuk tes DNA guna memastikan identitasnya.
Sejauh ini, Hamas belum menanggapi klaim Israel tersebut. Jika klaim Zionis itu benar, maka Hamas saat ini sedang mengalami kemunduran setelah kehilangan beberapa orang terbaiknya.
10 fakta Yahya Sinwar
1. Penduduk asli Gaza
Jurnalis Britannica Yahya Sinwar lahir pada tanggal 29 Oktober 1962 di kamp pengungsi Khan Younis di Jalur Gaza. Saat itu, Gaza masih berada di bawah kekuasaan Mesir.
Bahkan sebelum ia lahir, keluarganya melarikan diri dari al-Majdal Asklan (Ashqlan) selama Perang Arab-Israel tahun 1948 dan mengungsi di Jalur Gaza.
2. Lulusan Universitas Islam Gaza
Setelah lulus dari Khan Younis Boys High School, ia kuliah di Universitas Islam Gaza, di mana ia memperoleh gelar sarjana dalam bidang studi bahasa Arab.
Dia masuk universitas pada saat banyak pemuda Palestina di Jalur Gaza sedang mencari solusi Islami terhadap konflik Israel-Palestina setelah beberapa dekade pan-Arabisme gagal mencapainya.
3. Bergabunglah dengan Gerakan Mahasiswa Palestina.
Saat masih aktif di kampus, Sinwar bergabung dengan organisasi kemahasiswaan yang memadukan pemikiran Islam dengan nasionalisme Palestina.
Gerakan ini berkembang pesat dan dianggap sebagai benih ekstremis oleh Israel.
4. Ditangkap pada tahun 1982
Karena bergabung dengan Organisasi Pembebasan Palestina saat masih kuliah, Sinwar ditangkap pada tahun 1982. Dia ditahan karena keterlibatannya dalam organisasi tersebut, meskipun tidak ada tuntutan resmi yang diajukan terhadapnya.
5 aktivis organisasi Islam Al-Maj.
Pada tahun 1985, sebelum terbentuknya Hamas, Sinwar membantu mengorganisir al-Majd. Gerakan tersebut merupakan jaringan pemuda Islam yang bertugas mengungkap semakin banyaknya informan Palestina yang direkrut Israel dalam beberapa tahun terakhir.
6. Bergabung dengan Hamas pada tahun 1987.
Ketika Hamas didirikan pada tahun 1987, al-Majd dimasukkan ke dalam pasukan keamanannya. Setahun kemudian, senjata ditemukan di jaringan tersebut, dan Sinwar kembali ditahan oleh Israel selama beberapa minggu.
7. dipenjara dan akan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Pada tahun 1989, Sinwar dihukum karena membunuh warga Palestina yang dicurigai bekerja sama dengan Israel dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
8. Membangun hubungan di penjara
Selama dipenjara, Sinwar mempunyai pengaruh besar terhadap sesama narapidana dengan menggunakan taktik penyiksaan dan manipulasi, serta dengan bantuan kontaknya di luar penjara.
Dia mencoba menghukum tahanan lain yang dia curigai sebagai informan, dan pernah memaksa sekitar 1.600 tahanan untuk melakukan mogok makan.
Sinver menghabiskan waktu luangnya untuk mempelajari semua yang dia bisa tentang musuh-musuhnya di Israel, membaca surat kabar Israel dan menguasai bahasa Ibrani dalam prosesnya.
9. Pembebasan Yahya Sinwar dengan imbalan tentara IDF
Pembebasan Sinwar adalah bagian dari pertukaran tahanan tingkat tinggi untuk prajurit Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Gilad Shalit. Dia diculik oleh Hamas di perbatasan pada tahun 2006.
Pada hari yang sama ketika Shalit dibebaskan ke Israel, Sinwar termasuk di antara kelompok tahanan Palestina pertama yang kembali ke Jalur Gaza.
10. Pemimpin Terpilih Hamas.
Pada bulan April 2012, beberapa bulan setelah pembebasannya, Sinwar terpilih menjadi anggota Politbiro Hamas di Jalur Gaza.
Sayangnya, pada saat itu Hamas melemah akibat konflik dengan Israel, dan kemampuannya untuk menyediakan barang dan jasa dibatasi oleh isolasi mereka.
Dalam konteks inilah Sinwar terpilih sebagai pemimpin Hamas di Jalur Gaza pada tahun 2017. Bagi warga Israel, Sinwar adalah sosok yang menakutkan.
Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, menyebutnya sebagai seorang pembunuh yang “membuktikan kepada dunia bahwa Hamas lebih buruk daripada ISIS,” merujuk pada kelompok ISIS.