STATION NEWS 10 Tahun Era Jokowi: Infrastruktur Masif, Indonesia Bangun Jalan Tol 2.700 Km

STATION NEWS 10 Tahun Era Jokowi: Infrastruktur Masif, Indonesia Bangun Jalan Tol 2.700 Km

JAKARTA – Pada masa Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menjabat selama 10 tahun, pembangunan berjalan besar-besaran, khususnya pembangunan jalan tol, sehingga berdampak pada meningkatnya persaingan dan menekan biaya investasi. Pertumbuhan ekonomi juga bisa lebih tinggi dari 5% ketika nilai produk domestik bruto (PDB) meningkat dua kali lipat.

Membangun landasan Indonesia maju, dari Sabang hingga Merauka, infrastruktur besar, transformasi digital, perampingan, pembangunan Papua, dan perencanaan Ibukota Kepulauan (IKN) masa depan.

Semua ini dilakukan tanpa mengabaikan peristiwa geopolitik di kawasan dan di seluruh dunia. Pengaruh Indonesia adalah membangun dunia yang damai dan setara, sehingga negara berkembang mendapat tempat di dunia. Tidak ada pemimpin yang tidak mewariskan warisan kepada pengikutnya. Selain itu, selain mempertahankan apa yang telah dilakukan dalam satu dekade terakhir, masih ada pekerjaan yang harus dilakukan. Semua itu agar masyarakat dapat mengambil manfaat dan menikmati menjadi warga negara Indonesia.

Beberapa orang berkata, “Beton tidak bisa dimakan.” Memang benar beton tidak bisa dimakan. Namun beton bisa membawa kesuksesan bagi siapa saja yang mau mencobanya. Pembangunan yang tidak merata merupakan hambatan pertama yang harus diatasi ketika terjadi ketimpangan di berbagai bidang. Di masa lalu, pusat keuangan hanya ada di kota-kota besar, investasi peralatan mahal dan memakan waktu, peluang bisnis terbatas, dan kejahatan bermunculan.

Untuk menciptakan kesempatan yang adil bagi semua orang, infrastruktur harus ditingkatkan karena infrastruktur merupakan inti pembangunan Indonesia. Artinya pembangunan akan kemana-mana, tidak hanya berjalan pada satu proyek, akan kemana-mana, kata Presiden Jokowi.

Artinya pembangunan akan kemana-mana, tidak hanya berjalan pada satu proyek saja, kemana-mana, kata Presiden Jokowi. Koneksi infrastruktur akan terbuka, peluang ekonomi baru akan muncul, kesempatan kerja akan meningkat, serta biaya waktu dan tenaga kerja akan berkurang. Dampaknya, persaingan regional semakin meningkat dan tidak hanya menarik investor lokal, namun juga meningkatkan pembangunan sosial dan kemasyarakatan, seperti pembangunan sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya yang membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat. desa

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia Trian Userma mengatakan, biaya pengiriman di Indonesia kini bahkan lebih murah dibandingkan di negara-negara ASEAN. Hal ini tidak lepas dari pembangunan infrastruktur pada masa rezim Jokowi-Ma’ruf Amin. Seharusnya (lebih murah) ya, karena konstruksi itu bagian penting dari proses pemusnahan properti secara cepat, tepat dan aman. Idealnya bermanfaat bagi kita semua, kata Sekjen Asperindo Trian Userma. .

Dampak pembangunan infrastruktur terhadap waktu tempuh dan stabilitas jalan dapat dilihat dari tahun 2015 hingga 2023, menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perhubungan. – Waktu tempuh 2,7 jam per 100 km dengan stabilitas jalan 89,36% – 2,64 jam per 100 km dengan stabilitas jalan pada tahun 2015 – 89,38% pada tahun 2016 – 2,56 jam per 100 km dengan stabilitas jalan pada tahun 2027 – 2027 90,35% pada tahun 2018 – Waktu tempuh 2,3 jam per 100 km dengan stabilitas lalu lintas 91,9% pada tahun 2018 – Waktu tempuh 2,3 jam per 100 km dengan stabilitas lalu lintas 92,61% – Waktu tempuh 2,16 km dengan stabilitas lalu lintas pada tahun 2020 91,3% pada tahun 2021 – Waktu tempuh 2,202 1 jam dengan stabilitas jalan 91,81 % tahun 2021 – Waktu berkendara 2,2 jam per 100 km dengan stabilitas jalan 92,2% – 2022 dengan stabilitas jalan 2 per 100 km, jam 4 sore.

Bahkan di masa pandemi Covid-19, pelayanan sosial menjelma menjadi program padat karya yang menyelamatkan masyarakat dari pengangguran. Cara ini berguna dalam menjaga perekonomian masyarakat setempat dan membantu para pengangguran.

Hal ini merupakan cerminan nyata dari keinginan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan harapan masyarakat, dan bukan sekedar wujud fisik dari suatu pembangunan. Laporan Pembangunan Jalan Presiden Jokowi menyampaikan laporan pembangunan infrastruktur khususnya jalan tol selama 10 tahun terakhir.

Kepala negara melihat hal ini sebagai landasan baru pembangunan negara. Alasannya adalah membangun Indonesia Tengah, membangun dari pinggiran, membangun dari pedesaan, dan membangun dari pedesaan. “Sejauh ini kita telah membangun 366.000 kilometer jalan pedesaan, 1,9 juta meter jembatan pedesaan, 2.700 kilometer jalan tol baru, 6.000 kilometer jalan internasional, 50 pelabuhan dan bandara baru, serta 43 bendungan dan 1,1 juta hektar jaringan baru. , “Pak Jokowi pada Rapat Tahunan MPR RI Tahun 2024 dan Sidang Gabungan DPRK RI Tahun 2024, Jumat (16/8/2024). Menurut Pak Jokowi, dengan perkembangan tersebut, Indonesia berhasil menekan harga pokok barang. dari sebelumnya 24% menjadi 14% pada tahun 2023.

“Kita bisa meningkatkan persaingan dari 44 menjadi 27 pada tahun 2024. Kita bisa memperkuat kerja sama karena peluangnya sama dan adil,” ujarnya.

Di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, pembangunan infrastruktur tidak hanya bersifat konkrit tetapi juga merupakan cara yang baik untuk meningkatkan perekonomian dan pertumbuhan penduduk. Penguatan infrastruktur merupakan landasan kokoh bagi Indonesia untuk menuju masa depan yang sejahtera dan berkelanjutan. Dari anggaran infrastruktur nasional, Kementerian PUPR mendapat Rp146,98 triliun atau 34,7%.

“Perkembangan anggaran pembangunan nasional harus dibarengi dengan penyiapan pekerjaan konstruksi. Saya tekankan bahwa perkembangan pembangunan, kemampuan menyerap seluruh komponen konstruksi dan kemampuan memperbaiki program adalah kunci utama keberhasilan,” kata Menteri Abdul Muis, Direktur Jenderal Konstruksi PUPR, dikutip di situs PUPR. Sejak tahun 1978 hingga 2014, hanya 790 km jalan yang dibangun dan digunakan di Indonesia.

Jika dihitung selisihnya, sepanjang 2.103 km jalan tol juga beroperasi dalam 10 tahun terakhir. Artinya, sekitar 72,6% dari seluruh jalan tol di Indonesia dibangun pada masa kepemimpinan Jokowi. Jumlah tersebut masih bisa bertambah karena masih banyak jalan tol yang perlu dibuka.

Saat ini jalan tol di Indonesia sudah tersebar hampir ke seluruh pulau besar. Ke Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi. Hanya Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Papua yang tidak memiliki jalan tol di Indonesia. Banyak jalan tol yang dibangun di Pulau Jawa dengan panjang kerja 1.782,47 km. Lalu ada 10,07 km di Bali dan 941,75 km di Sumatera. Selain itu, jalan tol sepanjang 97,27 km telah dibangun dan dioperasikan di Pulau Kalimantan. Terakhir, panjang tol di Sulawesi sepanjang 61,46 km. BPJT melaporkan terdapat 52 organisasi yang mengoperasikan 73 jalan tol di Indonesia.

Jalan tol dianggap sebagai salah satu faktor terpenting dalam pembangunan perekonomian Indonesia. BPJT menyebut jalan tol akan meningkatkan konektivitas dan mempersingkat waktu tempuh. Konektivitas jalan tol dengan kawasan yang terhubung diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Tol Era Jokowi patut diacungi jempol

Ekspansi besar-besaran infrastruktur jalan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo mendapat pujian dari sejumlah pihak, terutama warga Jakarta. Seperti Maya, seorang freelancer yang sehari-hari berkendara di jalanan Jakarta.

Maya Jokowi mengatakan, pembangunan tol Pulo Gebang – Kelapa Gading memudahkannya mencari tempat bekerja. “Sebagai pengemudi, ini sangat berguna, dan luar biasa.” Sebelumnya tidak terlihat jelas, tetapi sekarang mudah untuk menemukannya. ujar Maya saat ditemui iNews Media Group di Sekmarekon, Bekasi, Minggu (22/9/2024). Sebelum masuk tol, perempuan berusia 40 tahun ini mengaku bosan mendengar lalu lintas di luar jalan tol. Jakarta.

“Ibarat ke kantor, dulu saya di Kakung, 1 jam bisa jalan kaki banyak orang. Sekarang Jalan Kakung, Kelapa Gading, Bekasi, bisa jadi jalan pintas,” ujarnya.

Presiden Jokowi dikabarkan telah meresmikan jalan Pulo Gebanga – Kelapa Gading pada akhir Agustus 2021. Jalan sepanjang 9,3 kilometer ini melengkapi Jalan Jabodetabek yang merupakan bagian dari Lingkar Dalam dan Lingkar Luar Jakarta. Tol Pulo Gebang-Kelapa Gading merupakan satu dari enam ruas tol yang direncanakan dibangun di Jakarta dengan panjang 69,78 kilometer.

Selain jalan tol dalam kota, Maya mengatakan infrastruktur Indonesia tumbuh signifikan dalam 10 tahun terakhir. Meski ada pembagian pembangunan dan disrupsi, jelasnya, hal itu masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemimpin selanjutnya. “Sejak saya datang ke sini sudah lebih baik, sudah berkembang. Tapi masih penuh,” ujarnya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *