Sukabumi – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan 20.629 warga terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Sukabumi, Jawa Barat. Sebanyak 3.464 jiwa mengungsi akibat bencana ini.
Hasil pendataan tersebut menunjukkan adanya peningkatan jumlah warga terdampak sebanyak 10.455 warga dan penambahan 476 warga mengungsi di 184 desa di 39 kecamatan wilayah Sukabumi.
Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Kebencanaan BNPB, dalam keterangan resminya, Kamis (12/12/2024), mengatakan, “Data ini bisa saja berubah karena pergerakan data masih sangat dinamis.”
Selain update jumlah warga terdampak dan mengungsi, dilaporkan 1.605 rumah rusak ringan (RR), 1.829 rumah rusak sedang (RS), dan 2.058 rumah rusak berat (RB). Upaya perbaikan dan restorasi masih dalam tahap pendataan.
Upaya pencarian korban hilang sedang dilakukan di Eros dan Ojang, yang sedang mempertimbangkan perpanjangan keadaan darurat selama tujuh hari mulai 11 Desember hingga 17 Desember 2024.
Usai memperpanjang masa kesiapsiagaan darurat di wilayah Sukabumi, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto kembali ke Sukabumi pada Rabu (11/12) lalu.
Pada kesempatan tersebut, acara kunjungan kerja Kepala BNPB diawali dengan kunjungan ke gudang logistik di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukabumi. Dalam kunjungannya, Kepala BNPB memastikan logistik mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.
Tur kemudian dilanjutkan meninjau posko pengungsian di Kantor Kepala Desa Nangerang, Kecamatan Jampantanga dengan menggunakan kendaraan roda dua bersama petugas.
Setibanya di Desa Nangerang, Suharyanto langsung menyambut dan berinteraksi dengan para pengungsi. Kunjungan kerja Kepala BNPB diakhiri dengan pemberian bantuan secara simbolis dan ngobrol serta berfoto bersama para pengungsi.