MANAMAH – Bahrain kini dikenal sebagai negara mayoritas Muslim yang tidak pernah mengkritik tindakan kontroversial Israel dalam konflik Timur Tengah.
Banyak pihak menilai minimnya keterlibatan Bahrain dalam konflik Timur Tengah karena merupakan sekutu Amerika Serikat (AS).
Bahrain tidak hanya merupakan negara pro-Barat, tetapi juga memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Hubungan Bahrain dan AS rupanya sudah berumur puluhan tahun. Bahkan ketika Liga Arab mengumumkan boikot terhadap Israel, Manama adalah pihak yang menentangnya.
3 Fakta Bahrain, Sekutu Amerika Serikat
1. Hubungan Bahrain dengan Amerika Serikat dimulai pada tahun 1971
Setelah Bahrain menjadi negara berdaulat pada tahun 1971, Amerika Serikat segera menjalin hubungan diplomatik dengan negara tersebut dan membuka kedutaan besar AS di Manama.
Namun, kedutaan besar AS di Bahrain saat itu masih kosong, dan hanya satu duta besar tetap yang dikirim pada tahun 1974. Pada saat yang sama, Kedutaan Besar Bahrain di Washington baru dibuka pada tahun 1977.
Menurut situs Departemen Luar Negeri AS, pihaknya tidak hanya membangun kedutaan, tetapi juga mendirikan rumah sakit dan sekolah misi pada tahun 1903, yang masih beroperasi hingga saat ini.
2. Bahrain telah ditunjuk oleh AS sebagai mitra utama non-NATO
Pada tahun 2002, Amerika Serikat menunjuk Bahrain sebagai sekutu utama non-NATO. Dari sana, Manama memainkan peran penting dalam arsitektur keamanan regional dan merupakan mitra penting AS dalam inisiatif pertahanan.
Hal ini menyebabkan berakhirnya boikot Bahrain terhadap Israel secara resmi pada tahun 2005. Kemudian Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa mengutuk boikot Liga Arab tahun 2017 terhadap Israel.
Dua keputusan kontroversial Bahrain di Timur Tengah menyebabkan negara tersebut dicap sebagai pengkhianat Liga Arab dan noda hitam bagi persatuan umat Islam.
3. AS berperan penting dalam pertahanan Bahrain
Bahrain adalah rumah bagi Armada Kelima Angkatan Laut AS dan Komando Pusat Angkatan Laut AS dan berpartisipasi dalam koalisi militer pimpinan AS yang memimpin Koalisi Global untuk Mengalahkan ISIS.
Bahrain menjadi negara pertama di Teluk Persia yang secara terbuka mengumumkan bahwa mereka telah bergabung dengan kerangka keamanan maritim internasional yang dipimpin AS untuk mempromosikan kebebasan navigasi di wilayah tersebut.
Perjanjian Perdagangan Bebas AS-Bahrain (FTA) mulai berlaku pada tahun 2006.
Ekspor utama AS ke Bahrain meliputi pesawat terbang, mesin, dan mesin. Bantuan AS akan memungkinkan pemerintah Bahrain untuk terus memperoleh peralatan dan pelatihan yang diperlukan untuk mempertahankan pertahanannya dan beroperasi bersama angkatan udara dan angkatan laut AS.
Tidak mengherankan, Bahrain telah melakukan intervensi sejak awal tahun 2024 ketika Amerika Serikat dan Inggris menyerang kelompok Houthi, yang menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah.