Pendukung tim sepak bola Maccabi Tel Aviv di Israel diserang selama berjam-jam kerusuhan di Amsterdam, Rabu lalu. Kebingungan inilah yang memunculkan gerakan anti-apartheid rakyat Israel.
Ibu kota Belanda saat kerusuhan; Amsterdam menjadi tuan rumah Liga Eropa UEFA saat Maccabi Tel Aviv menghadapi AFC Ajax.
“Ratusan pendukung klub sepak bola Israel Maccabi Tel Aviv diserang dan diserang pada Rabu malam (11/07/2024) di Amsterdam ketika mereka meninggalkan stadion setelah pertandingan Liga Europa melawan Ajax Dutch Club,” kata kedutaan Israel kepada United. di Amerika (AS) X.
Namun, surat kabar Belanda melaporkan; Algemen Dagblad (AD), penyebab kerusuhan adalah hooligan Israel yang melakukan praktik rasisme terhadap orang Arab.
3 Fakta Massa Israel yang Mendiskriminasi Orang Arab dan Penyebab Kerusuhan Amsterdam
1. Meneriakkan kalimat anti-Arab
Kerusuhan meletus setelah para hooligan Israel meneriakkan slogan-slogan rasis anti-Arab.
Nyanyian rasisme terdengar sejak Rabu ketika pendukung Maacabi Tel Aviv berkumpul di Dam Square.
Dari video tersebut, mereka menghasut perkelahian dengan warga sekitar, beberapa di antaranya dari komunitas Arab, sambil berteriak: “F***k you”. Ada juga perusuh Israel yang berteriak, “Sial, Palestina.”
2. Merobek bendera Palestina
Menurut surat kabar AD, kerumunan petugas polisi Israel kedapatan melambai dan merobek setidaknya dua bendera Palestina di luar rumah warga di Amsterdam tadi malam sebelum pertandingan sepak bola.
Selain itu, massa pendukung Maccabi di Tel Aviv mengheningkan cipta selama satu menit untuk menghormati 200 orang yang tewas dalam banjir di Valencia, Spanyol.
Seorang sopir taksi Arab juga diserang oleh gerombolan penggemar Maccabi di Tel Aviv.
3. Menyerukan tentara Israel untuk menyerang bangsa Arab
Sebelum pertandingan pada hari Kamis, para hooligan Israel yang berjalan menuju Johan Cruyff Arena terlihat berteriak agar pasukan Zionis menyerang orang-orang Arab.
“Biarkan IDF [Pasukan Pertahanan Israel] mengganggu negara-negara Arab,” teriak para perusuh Israel.
Serangkaian provokasi dan tindakan rasisme hingga berujung tawuran sebelum dan sesudah pertandingan, bahkan hingga larut malam.
Sebuah foto yang dibagikan di media sosial menunjukkan orang-orang menyerang dan polisi turun tangan. Video lainnya menunjukkan orang-orang menyerang dan mengejar beberapa preman Israel.
Walikota Amsterdam, Femke Halsema, mengatakan dia telah mengusir pengunjuk rasa pro-Palestina dari stadion, yang telah merencanakan sekelompok demonstran yang ingin mengungkapkan ketidaksenangan mereka menjadi tuan rumah tim sepak bola Israel.
Surat kabar Israel; Haaretz melaporkan bahwa 10 warga Israel terluka dan kehilangan kontak dengan setidaknya dua orang lainnya.
Kekerasan hooligan Israel
Partai-partai sayap kanan Israel terkenal karena sikap anti-Palestina dan kekerasan fisiknya.
Pada bulan Maret, penggemar Maccabi Tel Aviv yang bepergian memukuli seorang pria yang membawa bendera Palestina di Athena menjelang pertandingan klub mereka melawan klub Yunani Olympiacos.
Awal tahun ini, kelompok hak asasi manusia FairSquare menulis surat kepada presiden UEFA Aleksandar Ceferin, mengkritik badan sepak bola Eropa karena “standar ganda” dalam melarang tim Rusia mengikuti kompetisi mulai Februari 2022, tetapi menolak untuk mengesampingkan tindakan seperti itu terhadap Israel. .
Nicholas McGeehan, pendiri FairSquare, menunjukkan rekaman nyanyian rasis dari para penggemar Maccabi di Tel Aviv dan mengkritik bagaimana pihak berwenang Belanda menggambarkan mereka sebagai “korban anti-Semitisme yang tidak bersalah”.
“Para pemimpin tinggi Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, secara terbuka menjadi kaki tangan penggemar sepak bola sayap kanan di Israel dan menerima dukungan kekerasan sebagai balasannya. Rasisme dan kekerasan yang terdokumentasi dengan baik yang ditunjukkan oleh penggemar Maccabi Tel Aviv di Amsterdam mencerminkan kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah Israel di Gaza dan Lebanon,” kata McGeehan kepada Middle East Eye (MEE).
“Hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk membenarkan kekerasan yang dilakukan terhadap penggemar Maccabi Tel Aviv, namun menggambarkan mereka sebagai korban anti-Semitisme yang tidak bersalah adalah salah tafsir terhadap fakta,” jelasnya.
Perdana Menteri Belanda Dick Schoof menyebut bentrokan itu sebagai “serangan anti-Semit yang tidak dapat diterima” namun tidak menyebutkan serangan para perusuh terhadap warga Belanda.
Dalam pengumuman tentang X, Schoof mengatakan dia telah berbicara dengan rekan-rekannya di Israel; Benjamin Netanyahu dan meyakinkannya bahwa “para pelakunya akan dilacak dan diadili.”
Geert Wilders, pemimpin partai pemerintah terbesar di Belanda yang anti-Muslim dan anti-Israel, menyebut konflik tersebut sebagai “pogrom” dan “perburuan Yahudi”.
Dia juga tidak menyebutkan serangan yang dilakukan oleh perusuh Israel, melainkan menyerukan penangkapan dan deportasi orang-orang yang dia gambarkan sebagai “banyak sampah”.
Netanyahu dan politisi Israel lainnya juga menggambarkan konflik tersebut sebagai konflik anti-Semit, dan beberapa orang membandingkannya dengan serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.