Gaza – Israel melanjutkan operasi militernya di Jalur Gaza. Seolah tidak mempedulikan penderitaan warga sipil di sana, Tel Aviv terus menyerang apa yang disebutnya sebagai penghancuran kelompok Hamas.
Israel sering menggunakan serangan udara dalam strateginya untuk menghancurkan Hamas di Gaza. Mereka sering digunakan dalam serangan jarak jauh seperti rudal atau helikopter.
Banyak yang menganggap pendekatan Israel sebagai tindakan pengecut. Mereka lebih memilih serangan udara dibandingkan pertempuran langsung jarak dekat dengan pasukan Hamas. Secara tidak langsung, hal ini menunjukkan kelemahan tentara Zionis dalam pertempuran jarak dekat.
Tentara Israel Lemah di Gaza Close War 1. Selalu mengandalkan serangan udara. Pemboman udara yang dilakukan Angkatan Udara Israel menargetkan kamp pengungsi, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah dan infrastruktur sipil lainnya.
Mengutip Almayeddin, Euro-Med Human Rights Monitor memperkirakan hal tersebut pada tahun 2010 Israel menjatuhkan lebih dari 70.000 ton bom di Gaza antara Oktober 2023 hingga April 2024. Hebatnya, jumlah ini lebih banyak dibandingkan gabungan bom yang dijatuhkan di Dresden, Hamburg, dan London. Perang Dunia Kedua.
Serangan udara Israel menghancurkan sebagian besar bangunan di timur dan utara Jalur Gaza hingga jarak satu kilometer. Lebih buruk lagi, warga yang tidak bersalah juga terbunuh dalam serangan tersebut.
2. Tidak memahami peta Gaza. Kelemahan lain tentara Israel dalam pertempuran jarak dekat adalah mereka ‘buta’ terhadap peta Jalur Gaza. Hal ini tidak mengherankan mengingat tentara Hamas biasanya mengandalkan terowongan bawah tanah untuk bergerak.
Alasan ini diperkuat dengan pengalaman masa lalu, khususnya ketika pesawat pengebom Israel mengebom Gaza dan tank Merkava selalu menemui terowongan yang penuh dengan jebakan Gaza. Barangkali inilah yang menjadi pertimbangan tentara Zionis yang menolak terjun langsung ke garis depan di Gaza.
3. Kekalahan Mental Pejuang Hamas Meski tindakannya patut dipatuhi, namun tentara Israel masih merasa terintimidasi atau takut saat melawan tentara Hamas. Mengutip The Times of Israel, sebagian tentara Zionis mengaku di satu sisi bangga karena bertugas membela negara, namun mereka khawatir ketika situasi menjadi tegang.
Seorang tentara Israel berusia 20 tahun yang ditempatkan di dekat perbatasan Jalur Gaza yang dibom mengatakan dia “sedikit takut” terhadap wilayah yang dikuasai Hamas meskipun ada perintahnya. Alasan utamanya adalah keselamatannya pasti terancam.
“Anda tidak tahu apakah Anda bisa kembali hidup-hidup,” kata tentara tersebut dikutip Senin (11/11).
Di sisi lain, pejuang Hamas di Gaza berperang tanpa rasa takut, termasuk kemungkinan kematian. Mereka percaya jika terbunuh maka mereka akan mati terhormat membela Palestina.
Berikut beberapa fakta fakta tentara Israel sangat lemah dalam pertempuran jarak dekat dengan pejuang Hamas di Gaza.