3 Inisitif Pemda dan Sekolah untuk Mendukung Pendidikan Literasi Finansial

3 Inisitif Pemda dan Sekolah untuk Mendukung Pendidikan Literasi Finansial

JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Olahraga telah menghadirkan buku panduan pengetahuan keuangan yang dapat menjadi panduan bagi masyarakat khususnya siswa sekolah dasar dan menengah dalam pelaksanaan pendidikan pengetahuan keuangan.

Melalui panduan ini, sekolah juga dapat menemukan inspirasi strategi untuk mengintegrasikan pembelajaran ke dalam kebijakan dan praktik sektor pendidikan.

Pendidik dapat dengan mudah menerapkan pendidikan literasi keuangan pada kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstra kurikuler. Sekolah dapat menggunakan sumber daya yang tersedia saat melaksanakan.

Lihat lebih banyak lagi: Kementerian Pendidikan dan Olahraga memberikan literasi keuangan melalui kursus mandiri

Panduan ini juga memberikan contoh praktik baik yang dapat diterapkan oleh pemerintah daerah, kepala sekolah, lembaga pelatihan, lembaga swadaya masyarakat, orang tua dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendukung implementasi pendidikan literasi keuangan.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat Rita Hastarita memaparkan beberapa inisiatif pendidikan literasi dan keuangan.

“Kami menyiapkan APBD terkait, memberikan pelatihan setiap tiga bulan mulai tahun 2023, memfasilitasi pendistribusian dan penyiapan bahan ajar literasi keuangan, pembelian buku untuk dibaca di perpustakaan, aktivasi MGMP, dan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait seperti Bank Indonesia di Barat. kalimantan.”

M. Ikhwan, Kepala SMAN 3 Pontianak, menyampaikan implementasi pendidikan literasi keuangan di sekolahnya. “Kami menekankan prinsip kerja sama dan adaptasi terhadap tantangan lokal. Sekolah kami bekerja sama dengan mitra terkait dan membantu kami menciptakan solusi,” jelasnya.

Ikhwan mencontohkan praktik baik yang ia temukan di sekolahnya yang bermitra dengan Bank Sampah Rosella untuk menjawab tantangan sanitasi lingkungan. Siswa sekolah membawa sampah dari sekitar sekolah dan memanfaatkannya sebagai produk ekonomi. Hasil penjualan produk digunakan sebagai dana di kelas. Menurutnya, proyek ini tidak hanya sekedar identifikasi permasalahan, namun juga merupakan proyek untuk menciptakan solusi sesuai dengan kondisi lingkungan.

Acara tersebut dihadiri oleh guru Garuda Scholar School Jakarta, Ny. Nurliza Noviyanti, yang membagikan praktik baiknya: “Kami menerapkan pendidikan keuangan dalam berbagai mata pelajaran di sekolah. Misalnya saja pada mata kuliah pendidikan pancasila kami memasukkan pelajaran risiko kredit dan perjudian online. Hal ini terkait dengan ketahanan nasional. “Dalam kursus bahasa Indonesia, anak-anak mengunjungi pasar untuk mempelajari teknik tawar-menawar atau negosiasi.”

Nurliza juga menjelaskan pelaksanaan pendidikan ekonomi pada proyek penguatan citra pelajar Pancasila (P5), “Anak-anak menjual kompos yang terbuat dari limbah dapur dan kotoran hewan. Saat berjualan, mereka juga harus memikirkan biaya-biaya lain, termasuk modal. , mereka belajar bagaimana menghasilkan uang dari hal-hal yang dianggap tidak berharga.

Kemendikbudristek mendorong partisipasi dan peran aktif berbagai pihak untuk mendorong pembelajaran literasi keuangan pada kursus mandiri. Masyarakat dapat mengakses dan mempelajari lebih lanjut Panduan Literasi Keuangan melalui daftar referensi di manhajka.kemdikbud.go.id dan Platform Merdeka Mengajar (PMM).

Diketahui, data Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2023 menunjukkan skor literasi keuangan Indonesia (57) masih di bawah rata-rata dunia (60). Survei OJK pada tahun 2022 juga menunjukkan rata-rata tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia saat ini hanya 49,68 persen.

Informasi tersebut semakin menunjukkan bahwa pengetahuan, keterampilan dan sikap masyarakat terhadap sistem pengelolaan keuangan di Indonesia masih perlu ditingkatkan.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *