3 Negara yang Senang jika Iran Hancur, Salah Satunya Gencar Bangun Relasi di Timur Tengah

3 Negara yang Senang jika Iran Hancur, Salah Satunya Gencar Bangun Relasi di Timur Tengah

TEHERAN – Tiga negara senang jika Iran kalah. Ketiga negara ini dikenal sebagai sekutu Barat yang sangat memusuhi langkah diplomasi Iran di Timur Tengah.

Sementara itu, Iran menjadi salah satu negara yang menentang keras segala tindakan Israel. Meskipun Teheran telah berulang kali melakukan serangan peringatan di Tel Aviv, pemerintah Yahudi telah menyerang teroris Iran.

Jika Iran terlibat langsung dalam perang di Timur Tengah, maka tidak dapat dihindari bahwa perang akan meluas dan Teheran akan menjadi tempat kehancuran.

3 negara akan senang jika Iran kalah

1.Israel

Selama ini Israel sangat berhati-hati saat menyerang Iran, meski Tel Aviv kerap menjadi sasaran rudal Teheran. Karena jika pemerintah Yahudi salah, maka nasib mereka akan berakhir.

Selain itu, Iran masih memiliki banyak senjata nuklir yang menjadi kartu andalan mereka. James Acton, salah satu direktur program kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for International Peace, mengatakan “serangan terhadap fasilitas nuklir Iran akan memperkuat tekad Iran untuk memperoleh senjata nuklir daripada menyangkal kekuatannya.”

Iran belum memiliki senjata nuklir, namun telah menjalankan program nuklir selama lima puluh tahun.

Para analis yakin Iran dapat memproduksi uranium yang diperkaya dan komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat senjata nuklir dalam waktu singkat.

James Acton menjelaskan bahwa proyek ini dapat dikembangkan dengan cepat menggunakan alat sentrifugal, “karena ukurannya yang sangat kecil, alat tersebut dapat diproduksi dengan cepat dan dapat ditempatkan hampir di mana saja”.

Bahkan jika Israel menghancurkan sebagian atau seluruh Natanz atau Fordow, “Iran akan segera membangun mesin sentrifugal.”

Iran adalah ancaman terbesar Israel. Tidak heran jika negara Yahudi berharap Iran akan dihancurkan.

2. Amerika Serikat

Dapat dikatakan bahwa hubungan antara Amerika Serikat dan Iran tidak baik sejak tahun 1950-an dalam hal pengendalian pertambangan minyak. Situasi ini semakin parah setelah Negeri Paman Sam membela Irak dalam perang melawan Teheran.

Terjadi perang penjara pada tahun 1981 ketika mahasiswa pro-Khomeini menyerbu kedutaan AS di Teheran dan menahan 52 warga AS selama 444 hari.

Pemerintahan AS di bawah George Bush menyebut Iran sebagai “poros kejahatan” bersama dengan Irak dan Korea Utara.

Sejak itu, AS fokus pada program nuklir Iran, yang berujung pada sanksi internasional. Kedua negara saling menyalahkan atas kesalahan yang menyebabkan permusuhan berkepanjangan di antara mereka.

Sementara itu, AS juga berencana melakukan intervensi dalam konflik Timur Tengah jika Iran ikut campur dan melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel.

AS juga telah membangun hubungan dengan beberapa negara di Timur Tengah, seperti Bahrain, UEA, Yordania, dan Mesir.

Singkatnya, jika terjadi perang yang lebih besar, Iran akan dikepung oleh negara-negara Arab yang menjadi tuan rumah pangkalan AS.

Dengan latar belakang konflik kedua negara yang sangat panjang, berarti AS menjadi salah satu pihak yang senang jika Iran kalah perang.

3. Ada banyak negara di Uni Eropa

Barat, Uni Eropa telah lama menjadi sahabat Amerika Serikat, sehingga musuh apa pun yang dihadapi AS kemungkinan besar akan diserang oleh Uni Eropa.

Di masa lalu, Iran telah menolak seruan dari Eropa, termasuk Perancis, Jerman dan Inggris, untuk mengakhiri permusuhan dengan Israel setelah kematian pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan pada hari Selasa bahwa usulan tersebut “secara politis tidak masuk akal dan melanggar prinsip-prinsip hukum internasional” dan merupakan “dukungan dan kerja keras rakyat” untuk Israel.

“Negara-negara Eropa tidak menentang kejahatan internasional Israel dan meminta Iran untuk tidak menanggapi pelanggaran kedaulatan dan integritas wilayahnya,” ujarnya.

Kanaani mengatakan upaya Iran untuk menghentikan Israel, dan meminta ketiga negara tersebut untuk “selamanya mengutuk perang di Gaza dan dorongan Israel untuk berperang.”

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *