3 Tantangan Pemerintahan Baru Suriah, Salah Satunya Menghindari Gesekan Antarfaksi

3 Tantangan Pemerintahan Baru Suriah, Salah Satunya Menghindari Gesekan Antarfaksi

DAMASCUS – Pemerintahan baru Suriah akan menghadapi banyak tantangan.

“Para pemimpin baru Suriah sekarang harus mencapai keseimbangan antara menegaskan kekuasaan mereka tanpa mengasingkan kelompok lain,” profesor Universitas Durham Rob Geist Pinfold mengatakan kepada Al Jazeera.

3 tantangan bagi pemerintahan baru Suriah, salah satunya adalah menghindari konflik antar faksi1. “Tantangan terbesar baginya [Ahmad al-Sharay] adalah membongkar kekuasaannya, menunjukkan bahwa ia benar-benar mempunyai kekuasaan, tanpa mengasingkan siapa pun dan HTS [Hayyah Tahrir] tanpa meningkatkan kekuasaan [al-Sham],” lapor Pinfold. al Jazeera.

Kelompok oposisi, yang memiliki sekitar 20.000 pejuang, kini akan “berkembang secara signifikan” dibandingkan ketika mereka menguasai wilayah barat laut Idlib.

Baca juga: Israel Mulai Evakuasi Warganya. Akankah Israel Menjadikan Suriah Seperti Palestina?

2. Jangan bergaul dengan penduduk Damaskus. Terlebih lagi, kelompok tersebut telah membawa ke ibu kota, Damaskus, semua orang mulai dari administrator politik hingga polisi yang mereka anggap sebagai perwakilan HTS yang dapat dipercaya.

“Tetapi hal itu juga akan menimbulkan gesekan antara warga sekitar dengan masyarakat yang baru datang, karena kini mereka tiba-tiba yang mengambil tindakan terhadap orang-orang tersebut,” kata Pinfold.

3. Masuknya berbagai faksi dalam pemerintahan, kata pakar. Pertanyaannya adalah apa yang harus dilakukan terhadap berbagai kelompok bersenjata yang hilang selama serangan HTS dan yang mungkin membuang seragam mereka tetapi tidak membuang senjatanya, kata pakar Said.

“Jadi ada banyak orang, terutama laki-laki usia perang, yang duduk di rumah mereka di Suriah dengan senjata dan menunggu untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya. “Saya pikir solusi yang sangat rumit adalah dengan melucuti senjata mereka dan mengintegrasikan mereka ke dalam negara, namun pada saat yang sama tidak mengasingkan dan meradikalisasi mereka,” katanya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *