BEIRUT – Lebanon, negara kecil namun kaya dengan sejarah yang kaya, telah mengalami banyak pemerintahan asing selama berabad-abad.
Dari Kekaisaran Romawi hingga Perancis, setiap periode kolonial meninggalkan jejak tersendiri pada budaya, politik, dan masyarakat Lebanon.
Sejarah pemukiman di Lebanon
1. kekuasaan Romawi
Lebanon menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi pada abad ke-1 SM, ketika wilayah tersebut dimasukkan ke dalam provinsi Suriah.
Pengaruh Romawi terlihat jelas dalam arsitektur, jalan, dan sistem hukum yang mereka ciptakan.
Salah satu contoh yang paling mengesankan adalah kota kuno Paalbek, yang terkenal dengan kuil-kuil Romawi yang indah, seperti Kuil Yupiter dan Kuil Bacchus.
Kekuasaan Romawi berlangsung hingga abad ke-7 M, ketika Kekaisaran Bizantium menggantikan kekuasaan Romawi di wilayah tersebut.
2. Periode Bizantium
Ketika Kekaisaran Romawi Barat jatuh, Lebanon menjadi bagian dari Kekaisaran Bizantium. Periode ini ditandai dengan berkembangnya agama Kristen, khususnya agama Ortodoks, yang tetap menjadi salah satu agama utama di Lebanon saat ini.
3. Khilafah Islam
Pada abad ke-7, wilayah tersebut ditaklukkan oleh Kekhalifahan Rasyidin dan kemudian menjadi bagian dari Kekhalifahan Bani Umayyah dan Abbasiyah.
Kekhalifahan ini membawa pengaruh Islam yang signifikan ke wilayah tersebut, termasuk bahasa, budaya, dan pemerintahan.
4. Perang
Pada abad ke-12, Lebanon menjadi medan pertempuran dalam Perang Peperangan. Tentara Eropa membangun benteng di wilayah tersebut, termasuk Fort Beaufort di Lebanon selatan. Namun kekuasaannya tidak bertahan lama.
5. Kesultanan Mamluk
Pada abad ke-13, Kesultanan Mamluk Mesir berhasil merebut kembali wilayah tersebut dan mengusir Tentara Salib.
Di bawah pemerintahan Mamluk, Lebanon menikmati masa stabilitas, meski sering terlibat konflik dengan kekuatan lokal lainnya.
6. Kesultanan Utsmaniyah
Rezim terpanjang dan terpenting dalam sejarah Lebanon adalah Kekaisaran Ottoman, yang berlangsung dari abad ke-16 hingga awal abad ke-20.
Pada tahun 1516, Sultan Selim I mengalahkan Mamluk dan menguasai Lebanon. Di bawah pemerintahan Ottoman, Lebanon dibagi menjadi beberapa provinsi yang diperintah oleh gubernur setempat.
Meskipun demikian, wilayah ini menikmati kemerdekaan yang besar, terutama di bawah pemerintahan Emir Fakhr-al-Din II pada awal abad ke-17, yang memajukan perekonomian dan budaya.
7. Waktu Standar Perancis
Setelah Perang Dunia I dan jatuhnya Kekaisaran Ottoman, Lebanon ditempatkan di bawah mandat Perancis oleh Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1920.
Periode ini ditandai dengan modernisasi infrastruktur dan manajemen, serta diperkenalkannya sistem pendidikan Barat.
Namun kehadiran Perancis juga menimbulkan konflik sosial dan politik, terutama antar berbagai kelompok agama di Lebanon.
Pada tahun 1943, Lebanon memperoleh kemerdekaannya, meskipun Perancis tidak sepenuhnya menarik diri sampai tahun 1946.
Warisan Administrasi
Warisan kolonialisme di Lebanon sangatlah kompleks. Pendudukan Romawi meninggalkan warisan arsitektur yang mengesankan, namun pengaruh Bizantium dan Islam merupakan bagian penting dari identitas agama dan budaya Lebanon.
Pendudukan Ottoman melahirkan sistem administrasi dan hukum yang berlanjut hingga saat ini, sedangkan pemerintahan Perancis memperkenalkan konsep negara modern dan pendidikan Barat.
Lebanon juga terkenal dengan keberagaman etnis dan multiagamanya, yang merupakan hasil dari banyaknya gelombang pemerintahan dan migrasi.
Namun warisan ini juga menimbulkan tantangan, termasuk perselisihan agama dan perselisihan politik yang melanda negara ini saat ini.
Sejarah panjang pemerintahan kolonial Lebanon mencerminkan kekuatan kompleks yang membentuk negara tersebut.
Dari pengaruh Romawi hingga periode pembaruan di bawah pemerintahan Perancis, setiap periode kolonialisme meninggalkan pengaruhnya pada budaya, masyarakat, dan politik Lebanon.
Meskipun sejarah kolonialismenya seringkali membawa penderitaan, namun hal ini juga berkontribusi terhadap keragaman dan kekayaan budaya yang menjadikan Lebanon unik di Timur Tengah.