JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 34 poin atau 0,22 persen ke Rp15.732 per dolar setelah sebelumnya menguat ke Rp15.698 per dolar.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan melemahnya rupee disebabkan oleh sentimen eksternal, khususnya data Kamis yang menunjukkan AS Timur.
“Inflasi sebagai ukuran target Federal Reserve, peningkatan indeks pengeluaran konsumsi pribadi dari tahun ke tahun, adalah 2,1 persen pada bulan September, naik dari revisi naik sebesar 2,3 persen pada bulan Agustus, menurut laporan Federal Reserve. Departemen Perdagangan, tulis Ibrahim dalam Investigasinya, Jumat (11/1/2024).
Federal Reserve kemungkinan akan melanjutkan pemotongan di Amerika Serikat.
Intelijen Israel mengatakan Iran sedang bersiap untuk menyerang Israel dari wilayah Irak dalam beberapa hari mendatang, mungkin sebelum Amerika Serikat. Serangan itu diperkirakan akan dilakukan oleh Irak dengan sejumlah besar drone dan rudal balistik, tambah laporan Axios.
Di Tiongkok, aktivitas manufaktur kembali tumbuh pada bulan Oktober, sebuah survei sektor swasta menunjukkan pada hari Jumat, menggemakan survei resmi pada hari Kamis yang menunjukkan aktivitas manufaktur meningkat pada bulan Oktober untuk pertama kalinya dalam enam bulan. Kedua survei menunjukkan bahwa langkah-langkah stimulus mempunyai dampak.
Dari dalam negeri, Indonesia mencatat inflasi sebesar 1,71 persen secara tahunan (yoy) dan 0,08 persen bulanan (MtM) pada Oktober 2024, mengakhiri deflasi berturut-turut selama lima bulan. Secara bulanan, Indonesia pada Oktober 2024 mencatat inflasi sebesar 0,08%. Indeks harga konsumen (IHK) naik menjadi 106,01 pada Oktober 2024, dari 105,93 pada September 2024.
Kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan inflasi bulanan paling besar adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 0,94 persen dan sumbangan inflasi sebesar 0,06 persen. Saat ini, komoditas yang dominan menjadi pendorong inflasi kelompok ini adalah emas perhiasan dengan sumbangan inflasi sebesar 0,06 persen.
Sebelumnya, berdasarkan konsensus para ekonom yang dihimpun Bloomberg, mereka meyakini IHK yang diterbitkan BPS akan mulai mencatat inflasi secara bulanan (month-to-month/MtM) dan tahunan (YoY).
Menurut 31 ekonom, rata-rata proyeksi inflasi tahunan pada Oktober 2024 adalah 1,66 persen year-on-year. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan posisi September 2024 yang sebesar 1,84 persen. Proyeksi inflasi tahunan terendah untuk periode ini adalah 1,46 persen tahun-ke-tahun, sedangkan inflasi tertinggi adalah 1,8 persen.
Oleh karena itu, tidak ada ekonom yang memperkirakan inflasi tahunan akan lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Secara bulanan, nilai rata-rata proyeksi IHK bulan Oktober 2024 mencatat inflasi yang rendah yaitu sebesar 0,03 persen mtm. Namun, ada beberapa ekonom yang tergabung dalam konsensus yang memperkirakan deflasi akan terus terjadi. Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah pada perdagangan selanjutnya diperkirakan akan berfluktuasi namun kembali ditutup melemah pada kisaran Rp15.720 – Rp15.790 per dolar.