KEBUMEN – Calon Bupati (Cabup) Kebumen Arif Sugiyanto demikian disampaikan wartawan pemberitaan internet Polres Kebumen, Jawa Tengah. Hal ini dilakukan karena penulis diduga melakukan penipuan, pencemaran nama baik, dan pelecehan.
Laporan tersebut diterbitkan pada Jumat 25 Oktober 2024 malam dengan nama Rekom/238/X/2024/SPKT.
Dalam pemberitaan tersebut, Arif Sugiyanto dilantik sebagai Hadratussyaikh dan Bupati Kabupaten Kebumen. Menurut Arif, hal tersebut merupakan salah satu bentuk perundungan, karena ia merasa tidak terpilih menjadi guru yang hebat.
“Itu bentuk penghinaan, kalau dipanggil hadratussyaikh. Ada ekspresi yang tidak pantas dan dibuat-buat, seperti kiai yang harus sujud dan mencium tangan saya. Itu menciptakan, pelecehan yang tidak perlu,” ujarnya, Sabtu (26). /10). /2024).
Arif menambahkan, kebenaran di media tidak ada. Penulis hanya menggunakan imajinasinya.
Misalnya, penulis bekerja atas nama Persatuan Kiai dan Santri (Pesek) Pondok Pesantren Kebumen. Arif membenarkan, nama yang digunakan di Kebumen tidak ada.
“Saya minta kiai pesantren yang mempromosikan kiai, bukan yang namanya Gus Uni di Kebumen, lalu Pesek itu apa? Enggak ada, itu yang saya lakukan sendiri,” ujarnya.
Selain itu, waktu, tempat dan tanggal kegiatan media tidak jelas.
“Kapan saya akan dibangunkan, di mana, apa yang terjadi? Belum jelas, saya tidak tahu, kalau ada yang mau dibangunkan, beritahu yang bersangkutan, beri tahu dia suka atau tidak. tidak seperti itu.”langsung terjadi,” jelasnya.
Permasalahan tersebut, kata Arif, berdampak pada masyarakat, khususnya di kalangan santri dan pesantren. Beliau juga berbicara tentang kiai dan universitas Islam di Kebumen.
“Berita seperti ini berbahaya. Dapat merusak persatuan masyarakat karena mengandung masalah SARA,” ujarnya.
“Bayangkan saja, kalau misalnya ulama marah, santri marah, maka umat saya juga marah, ini argumen yang kuat, yang rugi rakyat sendiri, yang berbisnis dengan uang, mungkin, ‘ maklum “Iya nanti polisi akan selidiki,” imbuhnya.
Menurutnya, di negara demokratis ini, para calon harus menunjukkan visi dan tanggung jawabnya kepada masyarakat. Hingga saat ini, beliau merupakan presiden yang meyakini telah berusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankan kesuksesan di Kabupaten Kebumen.
“Juga jalankan SARA. Kebumen, ada sejarah SARA dan perang. Malah ini masih dikhawatirkan kalau menimbulkan SARA,” imbuhnya.