TEL AVIV (Reuters) – Kelompok Houthi Yaman menembakkan rudal ke Israel yang menyebabkan kebakaran di dekat Yerusalem pada Senin.
Kelompok itu mengatakan serangan rudalnya menargetkan pangkalan militer Nahal Sorek.
Operasi militer tersebut menyasar pangkalan militer Nahal Sorek, tenggara Jaffa. Serangan itu akurat dan menimbulkan kebakaran, kata kelompok milisi yang bersekutu dengan Iran, dikutip AFP, Selasa (12/11/2024).
Di sisi lain, kantor berita televisi yang dioperasikan oleh Houthi melaporkan bahwa pasukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris melancarkan serangkaian serangan udara terhadap provinsi Amran dan Saada di Yaman.
Militer Israel mengatakan kepada AFP bahwa sebuah proyektil dari Yaman dicegat di daerah Beit Shemesh, sebelah barat Yerusalem, dan puing-puing dari pencegatan tersebut menyebabkan kebakaran.
Serangan rudal Houthi juga membunyikan sirene di beberapa wilayah negara Yahudi tersebut.
“Setelah sirene dibunyikan di daerah Shfelat Yehuda, Yehuda dan Lakhish di Israel tengah, IAF (Angkatan Udara Israel) mencegat proyektil yang mendekati Israel dari arah Yaman,” kata militer Israel.
“Proyektil tersebut tidak melintasi wilayah Israel. Sirene berbunyi sesuai protokol,” tambahnya.
Sementara itu, kelompok Perlawanan Islam di Irak, yang juga sekutu Iran, mengatakan pihaknya melakukan empat serangan pesawat tak berawak terhadap sasaran penting di Israel pada hari Senin, namun tidak mengungkapkan rincian sasarannya.
Serangan ini semakin meningkatkan ketegangan di Timur Tengah. UEA telah meminta para pemimpin dunia untuk fokus melindungi warga sipil dan berupaya meredakan ketegangan di tengah konflik Timur Tengah.
Diplomat senior Uni Emirat Arab Anwar Gargash berbicara pada hari Senin di Debat Strategis Abu Dhabi, menyoroti perlunya “kestabilan tangan” dalam menangani kompleksitas kawasan.
Gargash menekankan bahwa eskalasi yang terjadi baru-baru ini, terutama antara Israel dan Iran, tidak boleh dianggap permanen.
Dia menyerukan “cakrawala politik yang serius” untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina, dan mengatakan bahwa solusi dua negara sangat penting untuk perdamaian abadi.
Gargash menggambarkan kekerasan yang menimpa warga sipil di Gaza sebagai “kriminal dan tidak dapat diterima”, sambil mengkritik pemerintah Palestina dan Lebanon, serta menyerukan reformasi yang signifikan.
UEA telah memelihara hubungan diplomatik dengan Israel sejak perjanjian tahun 2020 antara kedua negara, sekaligus memberikan bantuan ke Gaza dan Lebanon.