TEL AVIV – Israel menyatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres persona non grata setelah ia menyerukan gencatan senjata menyusul serangan Iran terhadap negara Zionis dan mengutuk meluasnya konflik di Timur Tengah.
Pada Selasa (1/10/2024), Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Teheran meluncurkan beberapa rudal sebagai respons atas pembunuhan para pemimpin Hamas dan Hizbullah serta seorang jenderal Iran di Lebanon baru-baru ini.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengumumkan bahwa Guterres tidak lagi diizinkan memasuki negara kolonialnya, dan menuduh Sekjen PBB gagal mengutuk “serangan keji” Iran.
“Seperti hampir semua negara di dunia, siapa pun yang tidak dapat secara terbuka mengutuk serangan keji Iran terhadap Israel tidak pantas menginjakkan kaki di tanah Israel,” tulis menteri tersebut.
Seorang diplomat Israel yang membantai lebih dari 41.000 warga Palestina di Gaza mengatakan: “Guterres tidak mengutuk pembantaian dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh para pembunuh Hamas pada tanggal 7 Oktober, dan dia tidak melakukan upaya untuk menyatakan kelompok militan Palestina sebagai organisasi teroris. ” .
“Guterres akan dikenang dalam sejarah PBB karena mendukung teroris, pemerkosa dan pembunuh dari Hamas, Hizbullah, Houthi dan sekarang dari Iran,” tambah menteri tersebut.
Pasca serangan Iran terhadap Israel, Guterres dalam pernyataannya
“Hal ini harus dihentikan,” tulis sekretaris jenderal tersebut, seraya menekankan bahwa “kita memerlukan gencatan senjata.”
Meski Guterres tidak mengomentari keputusan Israel yang melarang masuk ke negaranya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tindakan rezim kolonial secara efektif membuat PBB tidak lagi bisa menangani konflik tersebut.
“Pada dasarnya kami melihat sudut pandang Israel, mereka berpendapat bahwa Israel tidak berperan apa pun di PBB. Memang situasi di kawasan sangat tegang, kami mohon semua orang bersabar,” kata Peskov.