JAKARTA. Mendengar nama Rebka Tiptaning mungkin sudah tidak asing lagi bagi siapapun. Ia merupakan politisi kritis dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Belakangan, namanya kembali menjadi sorotan setelah penyelenggara pemilu menyiapkan laporan perolehan suara Dewan Kehormatan (DCPP). Rebekah sebelumnya mengklaim adanya penggelembungan suara di Kabupaten Sikidang Sukabumi, Jawa Barat, yang menguntungkan calon legislatif Partai Amanat Nasional (PAN) Desi Ratnasari.
Baik Rebekah maupun Desi diketahui maju di daerah pemilihan Jawa Barat IV yang meliputi Kabupaten dan Kota Sukabumi. Namun Rebecca kehilangan suara dan tidak bisa kembali ke Senayan, sedangkan Desi diumumkan sebagai pemenang dengan 78.306 suara.
Profil Rebecca Tiptanning
Dr Ribka Tsipning adalah seorang dokter dan politikus Indonesia. Lahir pada tanggal 1 Juli 1959 di Yogyakarta.
Dari segi pendidikan, Rebekah menempuh pendidikan Sarjana Kedokteran (S1) di Universitas Kristen Indonesia. Beliau kemudian memperoleh gelar Magister Asuransi Kesehatan dari Universitas Indonesia pada tahun 2012.
Sebelum terjun ke dunia politik, Reveka Partuha bekerja sebagai dokter di klinik Siledug. Di website “DPR” juga tertulis bahwa dia adalah seorang dokter di perusahaan “Puan Maharani”.
Reveka terjun ke dunia politik dan bergabung dengan PDIP. Pada 2005-2009, ia menjadi anggota DPR dan Ketua Komisi IX DPR.
Kemudian Reveka terpilih kembali menjadi Wakil DPR periode 2019-2024 menjadi anggota Komisi IX. Pada pemilu parlemen 2024, ia sebenarnya kembali mencalonkan diri, namun tak lolos.
Dalam kiprahnya, Rebecca dikenal sebagai politisi yang kritis. Namun, hal ini juga sering menimbulkan kontroversi.
Misalnya, beberapa tahun lalu ia menolak vaksin Covid-19. Saat itu, Rebekah Ciptaning menjadi bahan perdebatan karena menyatakan keraguannya terhadap vaksin Covid-19 dan memperingatkan agar tidak komersialisasi vaksin tersebut.