JAKARTA – Hari Guru Sedunia akan diperingati besok, Sabtu (5/10/2024). Ada juga yang bertanya apa bedanya dengan merayakan Hari Guru (HGN)?
Hari Guru Sedunia tahun ini mengangkat tema “Menghargai Suara Guru: Menuju Kontrak Sosial Baru untuk Pendidikan”. Menurut situs UNESCO, perayaan Hari Guru Sedunia pada tahun 2024 akan menyoroti peran penting guru dalam membentuk masa depan pendidikan dan perlunya memasukkan pandangan mereka dalam kebijakan dan pengambilan keputusan pendidikan.
Baca juga: Sejarah Hari Guru Sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 Oktober
Perayaan Hari Guru Sedunia tahun 2024 akan diawali dengan upacara pembukaan yang dipimpin oleh Direktur Jenderal UNESCO, yang akan menampilkan pesan-pesan dari organisasi peserta: Organisasi Buruh Internasional (ILO), UNICEF dan Education International.
Baca juga: Hubungan Baik Siswa dan Guru di Sekolah Tak Bisa Tergantikan Teknologi
Presentasi ini akan menyoroti pentingnya keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan dan perlunya menciptakan profesi yang saling menghormati dan menghormati.
Di penghujung perayaan hari itu, UNESCO akan menjadi tuan rumah pemutaran perdana film Aprendre yang sebelumnya ditayangkan di Festival Film Cannes.
Baca juga: Mendikbud Tegaskan Peran Guru Tak Sebatas Mengajar
Perbedaan Hari Guru Internasional dan Hari Guru Sedunia
Menurut situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hari Guru Sedunia diluncurkan oleh UNESCO dalam rangka penandatanganan rekomendasi Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan UNESCO tentang status guru di kota Dushanbe pada tahun 1966.
Rekomendasi kedua organisasi internasional tersebut adalah standar terkait hak dan kewajiban, prinsip pendidikan dasar dan berkelanjutan, rekrutmen, ketenagakerjaan, serta metode pengajaran dan pelatihan guru.
Baca juga: Hari Guru Sedunia, Ini Peran Penting Guru di Masa Epidemi
Rekomendasi ini juga memberikan alat bagi para guru di seluruh dunia untuk mendefinisikan tanggung jawab mereka dan menegaskan hak-hak mereka. Meskipun usulan ini telah diterbitkan sejak tahun 1966, UNESCO baru mengakui tanggal 5 Oktober sebagai Hari Guru Sedunia pada tahun 1994.
Tujuan perayaan Hari Guru Sedunia adalah untuk menyoroti kontribusi dan prestasi para guru. Selain itu, ini merupakan kesempatan untuk memaparkan permasalahan guru dan pentingnya pendidikan.
Hari Guru Nasional
Sementara itu, Hari Guru diperingati pada tanggal 25 November. Makna perayaan Hari Guru Nasional adalah untuk mengapresiasi dan menghormati guru atas dedikasinya dalam bidang pendidikan.
Menurut sejarahnya, perayaan Hari Guru Nasional bertepatan dengan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tanggal 25 November 1945. Dahulu pada tahun 1912 organisasi ini bernama PGHB (Perkumpulan Guru-guru di Hindia Belanda). Termasuk di dalamnya kepala sekolah, guru desa, guru pendamping dan pimpinan sekolah lainnya.
Pada tahun 1932, PGHB berubah nama menjadi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGI). Saat itu, Belanda sebagai negara kolonial tidak menerima nama “Indonesia” di PGI, karena dianggap sebagai ancaman. Dengan perubahan nama, PGI menjadi lebih patriotik dan perjuangan kemerdekaan Indonesia semakin intensif bersama para guru.
Pada masa penjajahan Jepang, kegiatan PGI dilarang. Tak lama setelah proklamasi kemerdekaan, PGI menyelenggarakan Kongres Guru Indonesia yang pertama pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta, Jawa Tengah. Kongres mengeluarkan resolusi, salah satunya adalah menghilangkan ras, etnis, agama, politik dan “keberagaman lainnya”. integrasi seperti Indonesia.
Akhirnya dengan Keputusan Presiden Nomor 1. Tanggal 8 November 1994, tanggal 25 November ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional.
Inilah perbedaan Hari Guru Sedunia pada 5 Oktober dengan Hari Guru Nasional pada 25 November. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca setia SINDOnews.