RIYADH – Kebrutalan Israel terhadap Palestina yang terus meluas di beberapa negara termasuk Lebanon, harus dihentikan secepatnya.
Menanggapi kekejaman Israel yang semakin tidak manusiawi, lebih dari 30 negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Liga Arab sepakat untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel untuk mengakhiri kekejamannya.
Membuka konferensi di Riyadh, Arab Saudi, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) mengutuk Israel dan menekankan dukungannya terhadap perdamaian dan kemerdekaan Palestina.
MBS mengecam pembantaian yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina dan Lebanon.
Sementara itu, di akhir konferensi, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal Bin Farhan Bin Abdullah menegaskan kepada wartawan bahwa satu-satunya cara menyelesaikan konflik Palestina-Israel adalah solusi dua negara.
Banyak pemimpin negara-negara Islam termasuk Presiden Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikat berpartisipasi dalam pertemuan ini.
Indonesia yang diwakili Wakil Menteri Luar Negeri Anis Mata menyampaikan lima usulan resolusi dalam konferensi tersebut.
Resolusi pertama menyerukan untuk mengintensifkan seluruh upaya politik dan diplomatik untuk segera mengakhiri tindakan kekerasan Israel di Jalur Gaza dan Lebanon, sekaligus mencegah kemungkinan perang yang tidak terkendali dan meluas di wilayah tersebut.
Usulan kedua adalah OKI harus memobilisasi umat Islam di seluruh dunia untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
Bantuan kemanusiaan juga harus terus dilanjutkan untuk mengatasi memburuknya situasi warga di zona konflik.
Usulan ketiga: OKI harus menciptakan gelombang dukungan terhadap kebebasan Palestina dengan memperluas cakupan partisipasi dalam aliansi global.
Aliansi global ini harus digunakan untuk menekan PBB agar mengisolasi Israel, termasuk mengeluarkannya dari keanggotaan PBB.
Resolusi keempat memutuskan hubungan perdagangan dan investasi dengan Israel, termasuk jaringan perusahaan yang terkait dengan Israel.
Semua negara terkait juga diberitahu untuk menghentikan proyek mereka dengan Israel.
Resolusi kelima mencegah segala upaya normalisasi hubungan dengan Israel dan negara-negara yang memiliki hubungan dengan Israel meninjau kembali hubungan diplomatiknya.
Menurut Anis Matta, seluruh usulan yang diajukan Indonesia sudah masuk dalam rekomendasi terkait hasil konferensi.
Menurut Anis Matta, penderitaan Palestina merupakan ujian bagi OKI sendiri. Agar OKI tetap relevan, OKI harus mampu mengupayakan perdamaian di Palestina dan memberikan hasil yang positif.
Anis Mata menegaskan, Indonesia yang sudah lama menderita akibat kolonialisme, sangat merasakan penderitaan rakyat Palestina.
Selain itu, Palestina juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Itu sebabnya Anis Matta tiga kali mengatakan dalam pidato pembukaan konferensi, “Kami adalah Palestina.”