JAKARTA – Musisi sekaligus kibordis Rudy Octave menggagas berdirinya Lembaga Irama Nasional Indonesia (Lini) yang resmi didirikan untuk membantu memajukan industri musik tanah air.
Lembaga ini didirikan sebagai jawaban atas kekhawatiran akan banyaknya irama musik Indonesia yang belum terdokumentasi secara resmi.
Rudy Octave selaku pendirinya menganggap ritme sebagai penemuan seni yang sangat penting dalam penciptaan musik dan budaya.
Menurut Rudy, ritme dalam seni musik bisa lebih nikmat, mempunyai makna yang dalam dan mudah dipelajari jika bisa dikenali. Rudy menilai sulit menyampaikan suatu jenis musik dengan baik jika tidak mengetahui asal muasal ritme yang digunakan.
“Irama nama-nama harus terdokumentasikan dan disosialisasikan dengan baik, yang pada prosesnya otomatis akan tercipta sebuah struktur tari pergaulan yang mudah digemari masyarakat,” kata Rudy saat ditemui baru-baru ini di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.
Lebih lanjut Rudy menjelaskan, mengenal ritme akan membantu mengangkat budaya daerah asalnya.
Misalnya saja dalam irama musik latin kita mengenal irama salsa dengan tari salsa, irama bolero dengan tari bolero, irama samba dengan tari samba, dan irama tango dengan tari tango, ujarnya.
Oleh karena itu, Lini diharapkan menjadi pionir dalam pendokumentasian, pelestarian, pengembangan dan pemajuan irama tradisional Indonesia. Rudy menyatakan akan semaksimal mungkin menjaga warisan budaya Indonesia dalam bentuk ritme agar mendapat tempat di dunia.
Misi Lini antara lain mendokumentasikan irama tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, dalam bentuk buku, audiovisual, dan lembaran musik. Selain itu, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan musisi tradisional melalui pelatihan dan sertifikasi.
“Kemudian mendorong kolaborasi antara musisi tradisional, akademisi, dan seniman untuk melakukan inovasi dalam pelestarian budaya,” ujarnya.