Jakarta – Sebanyak 23 pahlawan nasional berasal dari Sangha Muhammadiyah. Ada tokoh pendiri Muhammadiyah Paus Anis Baswedan, mantan menteri.
Pada tahun 2023, Indonesia akan memiliki 206 pahlawan nasional, dengan rincian 190 pahlawan laki-laki dan 16 pahlawan perempuan.
Baca juga: H. Kisah Pendidikan Agus Salim, Pahlawan Nasional Indonesia yang Fasih 9 Bahasa
Gelar pahlawan nasional diberikan kepada seseorang yang memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus yang diusulkan dan ditetapkan oleh presiden.
Pahlawan nasional mempunyai asal usul yang berbeda-beda. Salah satunya adalah Muhammadiya yang menyebut 23 orang sebagai pahlawan nasional.
Baca juga: Kakek Prabowo R.M. Margono pantas menjadi pahlawan nasional, Menteri Sosial Gus Ipool menjelaskan alasannya
Dengan proporsi 11% dari 206 pahlawan nasional, kiprah para aktivis Muhammadiyah memiliki asal muasal yang beragam. Para pemuka agama, intelektual, politisi bahkan militer.
Mereka memainkan peran kunci dalam situasi kritis seperti persiapan, deklarasi, agresi militer dan pasca kemerdekaan.
Dikutip dari laman Mohammedia, Minggu (11/10/2024) Di Hari Pahlawan 2024, inilah 23 pahlawan nasional Mohammedia.
23 Pahlawan Nasional dari Mohammedia 1. Kh.H. Ahmad Dahlan
Pendiri Mohammedia K.H. Ahmad Dahlan melakukan berbagai langkah untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, mulai dari pengembangan sumber daya manusia, pendidikan, pelayanan kesehatan, kesetaraan sosial dan agama. Beliau juga merupakan pionir pemikiran Islam modern yang adaptif, dinamis dan progresif.
Baca juga: 4 Contoh Pesan Merayakan Perayaan Hari Pahlawan, Menanamkan Rasa Cinta Tanah Air
Keberhasilan perjuangan mereka ditunjukkan dengan hadirnya banyak pahlawan nasional yang lahir dari Muhammadiyah. Atas jasanya yang luar biasa, Goa K.H. Ahmad Dahlan mendapat penghargaan Presiden No. 657 Tahun 1961
2. Siti Valida (Hakim Ahmed Dahlan)
Siti Validah atau Nyai Ahmad Dahlan karya Kh.H. Istri Ahmad Dahlan, berperan besar dalam perjuangan Muhammad, mendorong pembaharuan peran perempuan, menjadi lebih modern dan aktif dalam bidang perjuangan sosial, agama dan nasional.
Ia membela pentingnya pendidikan perempuan dan membebaskan mereka dari peran ortodoks dan domestik. Untuk tujuan ini, organisasi “Kota Validah” didirikan. Ia dianugerahi dengan keputusan Presiden RA pada tanggal 22 September 1971. 042/TK/1971
3. Jenderal Soedirman
Jenderal bintang lima pertama di Indonesia ini pernah menjadi anggota pramuka Hizbul Watan Muhammadiyah dan guru HIS (SD) Muhammadiyah di Silachap. Disebut sebagai bapak TNI karena memimpin TKR pada pertempuran Ambarawa, memimpin PETA untuk melucuti senjata Jepang, mendirikan BKR dan memimpin gerilyawan dalam invasi militer kedua pada tahun 1948-1949 waktu
Gelar Pahlawan Nasional diberikan kepadanya oleh pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 314 tanggal 10 Desember 1964.
4.Adam Malik
Anggota pramuka Hizbul Watan Muhammadi ini merupakan sosok yang menyiarkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Adam Malik adalah salah satu pendiri kantor berita ASEAN dan ANTARA. Pada tanggal 6 November 1998, Adam Malik diangkat menjadi Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 107/TK/1998.
5.AR Baswedan
Lahir di Ampel, Surabaya, Mubalig Mohamedia adalah anggota BPUPKI, BP-KNIP, DPR dan Dewan Konstituante. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan di bawah pemerintahan Sjahrir.
Misi diplomatiknya di Arab berujung pada pengakuan kemerdekaan Indonesia yang adil dan sejati. Basvedan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Perintah Nomor 123/TK/2018.
6. Buya Hamka Ulama Muhammad yang karismatik ini adalah seorang penulis, jurnalis, dan pejuang politik dan gerilya melawan pasukan Belanda dan Jepang di Sumatera Barat.
Menjabat sebagai Ketua MUI pertama, Buya Hamka dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Nomor 113/TK/2011.
7.Otto Iskandar Dinata
Jalak Harupat alias Otto adalah guru di SMA Muhammadiyah Kramat Jakarta. Ia pernah menjadi anggota BPUPKI dan mempersiapkan pembentukan Badan Pertahanan Rakyat (BKR).
Pada tanggal 18 Agustus 1945, usulnya untuk memilih Sukarno-Hatta sebagai presiden dan wakil presiden diterima dalam kongres PPKI. Otto dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 088/TK/1973 tanggal 6 November 1973.
8.Haji Agus Salim
Kh.H. Pada masa pemerintahan Ahmad Dahlan, Agus Salim menjadi anggota Muhammadiyah. Perannya dalam perjuangan kemerdekaan sangatlah penting. Selain menjadi anggota BPUPKI, Agus Salim memimpin beberapa misi diplomatik di Timur Tengah (1947) dan mewakili Indonesia pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag (KMB).
Agus Salim juga beberapa kali menjabat Menteri Luar Negeri.
9.Fatmawati
Nasyatul Aisya Bengkulu ini adalah istri aktivis Sukarno. Ayah dan ibunya juga merupakan aktivis militan Muhammadiyah dan ‘Aisyah.Fatmawati adalah orang pertama yang menjahit bendera merah putih saat proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Gelar Pahlawan Nasional diberikan kepadanya oleh pemerintah pada tahun 2000 melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118/TK/2000.
10.Sukarno
Mohamedia Benkulu adalah ketua departemen pengajaran dan presiden pertama Republik Indonesia. Di tingkat internasional, Gerakan Non-Blok (nama) memberikan pengaruh besar pada Konferensi Asia-Afrika yang dipimpin Sukarno.
Pemerintah menganugerahkannya gelar Pahlawan Proklamasi pada tahun 1986, dan gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2012.
11. Soetomo
Pendirinya, Budi Utomo, menjadi anggota PKO dan menjadi konsultan kesehatan Muhammadiyah sejak tahun 1925. Sotomo juga mendirikan Rumah Sakit Muhammadiyah di Surabaya.
Pemerintah menetapkannya sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 657 Tahun 1961.
12. Andi Sultan Daeng Raja
Aktivis Muhamediya Bulukumba ini merupakan peserta Kongres Pemuda 1928 dan penggagas PPNI. Ia merupakan wakil Sulawesi Selatan dalam sidang PPKI.
Pemerintah menetapkan Andy Sultan Deng Raja sebagai pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 085/TK/2006.
13. Mas Mansur
Hatta, Sukarno dan Ki Hazar Dewantara, Presiden Komando Pusat Muhammadan (1937-1942), tergabung dalam Empat Serangka Mas Mansur pernah menjadi pemimpin Putera pada masa pendudukan Jepang. Mas Mansur ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 26 Juni 1964 berdasarkan Surat Keputusan Nomor 162 Tahun 1964.
14. Pengasuh Wartbow
Tokoh Gorontalo ini adalah pejuang melawan penjajah Belanda. Nani mendirikan Jong Gorontalo di Surabaya pada tahun 1923, menjadi presiden PNI cabang Gorontalo, dan pada tahun 1941 membentuk Komite ke-12 untuk menangani Perang Pasifik.
Dengan SK Nomor 085/TK/2003, Nani Wartbone ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
15. Plakat Laughran
Dibesarkan sebagai seorang Muslim, Lauran Penn tumbuh menjadi seorang aktivis politik. Loughran Penn terlibat dalam penculikan Sukarno dan Hata Rengasdengklok untuk mempersiapkan manifesto.
Dikenal sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), LaFran Payne dianugerahi Penghargaan Presiden No. 115/TK/2017
16. Gatot Mankupraja
Wakil Ketua PP Muhammadia merupakan anggota BPUPKI dan merupakan orang pertama yang membentuk Pasukan Sukarela Pembela Tanah Air (PETA).
17. Abdul Qahar Muzakkir
Abdul Qahar Muzakkir adalah anggota PP Muhammadiyah. Meski banyak beraktivitas di bidang pendidikan, ia juga pernah terlibat dalam keanggotaan Panitia Sembilan sebelum Deklarasi 1945.
Pada masa revolusi, ia membantu mengembangkan mentalitas milisi Angkatan Perang Sabil (APS).
18. Casman Singodimejo
Kasman adalah Ketua PP Muhammadiyah Cabang Jakarta dan anggota PP Muhammadiyah. Ia pernah menjadi Panglima PETA dan BKR di bidang militer. Di bidang politik, ia menjadi anggota PPKI, Ketua KNIP, Jaksa Agung Pertama RI, dan Menteri Muda Kehakiman pada kabinet Presiden Emir Sjarifuddin II Nomor 123/TK/2018 berdasarkan SK tersebut, Kasman dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
19. Ki Bugus Hadikusumo?
Presiden PP Muhammadiyah (1942-1953) merupakan anggota BPUPKI dan PPKI dan merupakan tokoh utama yang menghapus tujuh kata Piagam Jakarta. Pemerintah yang terlibat dalam penyusunan pembukaan UUD 1945 memberinya gelar Presiden Pahlawan Nasional No.116/TK/2015 berdasarkan pesanan.
20. Jika H Muhammad Hasan
Kutaraja Aceh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 1948-1949. di kabinet darurat, adalah konsul pertama Mohammedia pada tahun 1927. Ia pernah menjabat Wakil Presiden Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 085/TK/2006.
21. Juanda Cartavijaja
Melalui Proklamasi Juanda, ia disebut sebagai Bapak Kemaritiman. Sempat menjadi pengurus PP Muhammadiyah Tasikmalaya dan guru di SMA Muhammadiyah Kramat Jakarta, Juandha pun menjadi pionir dalam dunia penerbangan nasional.
Ia menjabat sebagai Menteri Perhubungan, Keuangan, Pertahanan dan Pekerjaan Umum. Melalui Keputusan Presiden Nomor 244 Tahun 1963, Juanda diangkat menjadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
22. Haji Fachrodin
Haji Fakhrodin adalah tokoh media, pendiri sura Muhammadiya. Ia juga merupakan pendiri Badan Bantuan Haji Indonesia. Aktif dalam aktivisme politik di CDI dan PSI dan bekerja sebagai sekretaris PP Muhammadiyah. Pemerintah menganugerahinya gelar Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 162 Tahun 1964.
23. Letkol Mohammad Sroji
Letkol Sroji adalah anggota Pramuka Hizbul Watan Muhammadiyah. Almarhum menerima Mahaputra Tara Samman vide Keputusan Presiden No.91/TK/2016.
Itulah 23 Pahlawan Nasional Mohammedia, semoga informasi ini bermanfaat bagi para pembaca setia SINDOnews.