TEHERAN – Kepala Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, mengatakan Israel akan menghadapi kesulitan dalam serangannya pekan lalu.
“Israel telah gagal mencapai tujuan berbahayanya,” katanya.
“Ini adalah tanda salah perhitungan dan kelemahan. Akan ada konsekuensi menyakitkan yang tak terkatakan bagi Israel,” imbuh Jenderal, seperti diabadikan Tasnim News, Selasa (29/10/2024).
Sabtu dini hari, sekitar 100 pesawat tempur Israel, termasuk jet tempur siluman F-35, menyerang beberapa pangkalan militer Iran.
Militer Iran meremehkan serangan itu, dengan mengatakan serangan itu hanya merusak radar beberapa sistem pertahanan. Namun, mereka mengakui empat tentaranya tewas.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengaku menerima informasi tersebut beberapa jam sebelum Israel melancarkan serangan ke pangkalan militer tersebut.
“Kami telah menerima informasi sejak malam mengenai kemungkinan serangan pada malam itu,” kata Araghchi kepada wartawan tanpa merinci lebih lanjut.
Serangan udara Israel merupakan respons terhadap serangan ratusan rudal yang dilakukan Teheran pada 1 Oktober, yang juga merupakan pembalasan atas pembunuhan para pemimpin militer pro-Iran dan kepala IRGC.
Araghchi mengatakan bahwa tindakan yang tepat telah diambil ketika serangan itu terjadi, dan menambahkan bahwa dia telah melakukan kontak dengan pejabat militer dan bahwa “pesan juga dipertukarkan dengan kelompok berbeda” yang tidak disebutkan namanya.
Ia menegaskan, Republik Islam Iran berhak menanggapi Israel.
Surat kabar Amerika Axios melaporkan pada hari Sabtu bahwa Israel “mengirim pesan ke Iran” sebelum melancarkan serangan dan memperingatkannya untuk tidak membalas.
Namun, militer Israel membantah laporan Axios tersebut.
Presiden Masoud Pezeshkian mengatakan Iran tidak menginginkan perang. “Tetapi kami akan melindungi hak-hak negara dan pemerintah kami,” katanya.
“Iran akan memberikan respons yang sesuai terhadap agresi rezim Zionis,” tambahnya.