JAKARTA – Brigadir Jenderal (Brigjen) Pol Sumy Hastry Purwanti yang saat ini menjabat sebagai Dokter Pengadilan Polri menjadi anggota polisi wanita (Polwan) pertama yang menduduki jabatan dokter forensik.
Apalagi, Sumy Hastry Purwanti merupakan salah satu perwira polisi tersukses mengingat saat ini ia berpangkat perwira polisi senior (Pati) sebagai Brigjen Polisi.
Kenaikan pangkat Sumy Hastry Purwanti dari Kolonel menjadi Brigjen Polisi terjadi pada Juli 2024 berdasarkan telegram STR/1768/VI/KEP/2028 dan telegram nomor STR/1686/VI/KEP/2024.
Profil Brigjen Sumy Hastry Purwanti
Sumy Hastry Purwanti lahir pada tanggal 23 Agustus 1970 di Jakarta. Ia bergabung dengan kepolisian setelah tamat SMA dan bersekolah di kelas V SEPA, hingga lulus pada tahun 1998.
Sumy meraih gelar Sarjana Kedokteran Forensik dari Universitas Diponegoro (UNDIP). Ia lulus dengan gelar master pada tahun 2016, sekaligus menjadi petugas polisi pertama di Asia yang meraih gelar master di bidang Ilmu Forensik.
Petugas tersebut juga menempuh studi Pascasarjana Kedokteran Forensik pada tahun 2003. Kemudian pada tahun 2006 mempelajari manajemen bencana di Singapura.
Ketika Sumy memulai karir kepolisiannya, ia diangkat menjadi Kapolsek Dokkes di Polres Dokkes pada tahun 1999. Ia juga menjadi Kapolsek Dokkes di Polres Semarang pada tahun 2005.
Selama di Jawa Tengah, Sumy juga menjadi SMF Rumkit Bhayangkara TK III Semarang pada tahun 2010, Kaur Doksik Subbid Dokpol Bid Dokkes Polda Jateng pada tahun 2011 dan menjadi pengurus cabang Dokpol Biddokkes Polda Jateng pada tahun 2012.
Setelah itu, ia terkena dampak perubahan iklim yang memaksanya menjadi Kepala Bidang Kesehatan dan Kedokteran Polda Nusa Tenggara Barat pada tahun 2017. Ia pun sempat menjalankan tugasnya sebagai dokter spesialis di Rumah Sakit Umum. Departemen Bhayangkara I Raden Said Sukanto Tahun 2018, dan Penempatan Rumah Sakit Forensik. Bhayangkara I Raden tingkat kata Sukanto pada tahun 2019.
Perjalanan karirnya dimulai setelah diangkat menjadi Kapolda Jawa dan Direktur Pelayanan Medis pada tahun 2021. Setelah itu, pada tahun 2024 ia beberapa kali dimutasi dan menjadi Direktur Pusat Medis Rodokpol. dari Kepolisian Negara Republik Indonesia menjadi Direktur Puskesmas Rodokpol Polri.
Selama menjabat sebagai petugas polisi forensik, ia menangani beberapa kasus yang memerlukan keterlibatannya di bidang tersebut.
Beberapa di antaranya adalah Tim DVI Korban Kapal Migran Ilegal Tahun 2011, Tim DVI Korban Pesawat Sukhoi SSJ-100 di Gunung Salak – Bogor Tahun 2012, Tim DVI Korban Pesawat Sukhoi SSJ- 100 pesawat pada tahun 2012 Air Asia pada tahun 2015, DVI Group untuk korban penerbangan MH17 di Rusia pada tahun 2014, dan dan Tim Pelaksana Nusa Kambangan 2008–2016.