JAKARTA – Wakil Presiden (vapress) Gibran Rakabuming Raka membuka layanan publik ‘Laporkan Vapress Massal’ untuk pengaduan. Layanan tersebut dibuka mulai hari ini, Senin (11/11/2024), dan dibuka Senin hingga Jumat di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Banyak warga yang menyampaikan keluhan dari pantauan Sindonev. Terlihat terdapat ruangan-ruangan dan pendopo yang berfungsi sebagai ruang tunggu warga. Sebuah tenda berwarna putih digantung di pintu masuk istana Wakil Presiden.
Selain itu, terdapat ruangan yang berfungsi sebagai ruang pengaduan dimana terlihat beberapa petugas polisi rompi biru muda duduk di depan layar monitor siap mencatat setiap laporan warga.
Diketahui, laporan acara massal Wapres itu sebelumnya diunggah langsung di akun Instagram @gibran_rakabuming. “Kepada mereka yang mencintai saya, kepada seluruh rakyat Indonesia, mulai besok kami akan menyampaikan keluh kesah masyarakat Indonesia secara terbuka,” demikian kutipan akun pribadi Wapres Gibran di media sosial.
Istana Wakil Presiden (WAPRES) di Jalan Medan Merdeka Selatan, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, ramai di hari pertama peluncuran layanan pengaduan masyarakat ‘Lapor Mas WAPRES’. Bahkan, warga harus bersiap kembali keesokan harinya untuk menerima layanan.
Salah satunya adalah John Sumarna yang merupakan warga Surabaya, Jawa Timur. Sesampainya di Istana Wapres sekitar pukul 12.57 WIB, ia harus bersiap-siap keluar antrean untuk menerima layanan ‘Laporan Massa Wapres’.
“Sebenarnya jumlah maksimalnya 50 orang.” “Kami diimbau untuk kembali besok pagi,” kata John Sumerna kepada SindoNews, Senin (11/11/2024) di Istana Wakil Presiden Jakarta.
Sedangkan jumlahnya sebanyak 54 dari pelacakan jalur terakhir yang dilayani Tim Pengaduan Masyarakat ‘Lapore Mas Vapress’. Terlihat warga terakhir yang menjabat bernama Reski yang merupakan Sekretaris Jenderal Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Negeri (BEM). UIN) Makassar.
Reski mengatakan, ada 31 mahasiswa yang harus diskors dari kampus karena menyampaikan aspirasi atau melakukan protes. “Kami berharap dapat segera dihadiri agar rekan-rekan dapat kembali mengakses perkuliahan, mendapatkan layanan pendidikan dan lancar melanjutkan studinya,” ujarnya.