JAKARTA – Upaya melestarikan batik sebagai identitas dan warisan budaya Indonesia terus dilakukan oleh berbagai organisasi, khususnya para perajin batik. Berbagai upaya dilakukan agar ciri khas batik tidak hilang di daerah tertentu.
Baca juga: LPS Dukung UMKM Batik Buka Rumah Batik Fraktal di Sukabumi
Misalnya saja batik Tuban Gedog dan batik Mulia Kudus yang sempat diambang kepunahan, kini kembali digandrungi oleh perajin lokal dengan melibatkan generasi muda. Hal serupa juga dilakukan oleh perajin batik Madura.
“Kami terus berupaya untuk melakukan inovasi batik khas Bangkalan Gentong melalui sinergi dengan perajin dari daerah lain seperti Yogyakarta dan Tasikmalaya,” ujar Inacraft di JCC Senayan, Jakarta, ujar Pak Virabumi, ketua kelompok pengrajin Batik Jangkung Joko 2024. . Pameran. Sabtu (10 Mei 2024).
Saat ini, kelompok atau perkumpulan perajin Batik Jangkung Joko di Pulau Garam beranggotakan 125 orang yang berasal dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Berbagai tantangan, terutama yang berkaitan dengan pemasaran, harus diatasi.
Hingga saat ini para perajin dikenal berkompeten di bidang hulu atau produksi. Namun di sisi hilir, kami menemui kendala yaitu masalah manajemen pemasaran. “Kami beruntung menerima dukungan dan bimbingan yang memungkinkan kami maju dalam kategori ini dan memasuki pasar global,” tambah Virabhumi.
Pertamina memberikan pelatihan dan dukungan kepada para perajin di kawasan Tanjung Bumi, Kota Bangkalan. “Kami tumbuh berkat pembinaan dari Pertamina dan kami juga mendapat hibah berupa alat-alat yang bisa kami manfaatkan untuk menciptakan lapangan kerja baru,” ujarnya.
Baca juga: Demi Lindungi Perajin Batik Lokal, Gunjar Berencana Batasi Impor Batik dari China
Saat ini para pelaku industri kreatif grup Joko Toll tidak hanya berinovasi di bidang batik, namun juga produksi tas, clutch, hijab, topi hingga pakaian jadi dengan label koleksi Joko Toll.
“Saat ini kami memiliki 125 perajin yang terbagi dalam lima kelompok, semuanya dilatih dan disinergikan dengan daerah lain agar kami bisa terus berinovasi membuat produk kami.
Perajin batik Bangkalan tidak hanya melakukan inovasi. Namun kami juga menanamkan ide-ide baru agar karya yang kami hasilkan memiliki nilai. “Saat ini batik kita sudah berhasil merambah ke Selandia Baru, Vietnam, Malaysia, dan Republik Ceko. Kita bisa mengajak negara-negara lain untuk berkontribusi dalam kemajuan industri kreatif di negeri ini,” tegas Virabumi.
Hari Batik Nasional (HBN) dikenal sebagai upaya untuk melestarikan jati diri dan warisan budaya Indonesia. Sebagai warisan budaya Indonesia, sudah selayaknya masyarakat ikut serta dalam upaya melestarikannya.
Dengan adanya HBN dan kebanggaan menggunakan batik maka warisan budaya batik semakin dikenal secara global dan kepercayaan masyarakat untuk memakai batik sebagai bagian dari upaya menjaga warisan budaya Indonesia. Selain itu, batik terdaftar sebagai warisan budaya takbenda UNESCO pada tahun 2009.
Teten Masduki, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop/UKM), dalam upacara peringatan HBN mengatakan, baginya batik bukan sekadar tekstil, melainkan identitas bangsa dan kekayaan budaya yang diwariskan secara turun temurun. Katanya itu simbol
“Apalagi seluruh batik yang kita gunakan tidak hanya mencerminkan warisan budaya kita, tetapi juga memberikan peluang pengembangan yang sangat baik bagi UMKM yang harus terus didukung, dikembangkan, dan dipelihara secara berkelanjutan. Kami yakin, bersama-sama kita bisa mendukung batik sebagai identitas bangsa. dan kebanggaan terhadap ekonomi kreatif kita, tuturnya.
Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communications PT Pertamina (Persero), mengatakan UMKM Pertamina menghadirkan beragam produk mulai dari fashion, kerajinan tangan, kecantikan dan perhiasan hingga perlengkapan desain interior khas Indonesia. Kehadiran produk lokal yang berdaya saing menunjukkan komitmen Pertamina dalam mendukung pengembangan ekonomi kreatif Indonesia.
Baca Juga: Promosikan Batik sebagai Gaya Hidup, 72 Batik Luncurkan Koleksi Premium Terjangkau
“Kami bangga melihat 20 UMKM unggulan Pertamina tampil di pameran internasional ini. Inacraft merupakan kesempatan besar bagi mereka untuk menampilkan produk unggulannya ke khalayak luas baik nasional maupun internasional,” ujarnya.
Ia menambahkan, Pertamina melakukan seleksi dan kurasi produk untuk meraih 20 besar UMKM. Hal ini untuk memastikan produk Mitra Binaan Pertamina memiliki kualitas yang mampu bersaing di pasar global.
“Kami berharap dengan Inacraft, UMKM Pertamina mampu mendapatkan penawaran terbaik bahkan menjadi pilihan utama pembeli internasional,” kata Fajjar.