BEIRUT – Pemerintah Lebanon menuduh tentara Israel memalsukan sejarah dan memanipulasi fakta dengan menyerbu situs arkeologi di Lebanon selatan.
Operasi militer Zionis dilakukan bekerja sama dengan arkeolog Israel Zeev Ehrlich. Namun sayangnya bagi mereka, Ehrlich dan seorang tentara Israel terbunuh di Lebanon, Anadolu Agency melaporkan.
Pada Kamis (21/11/2024), televisi publik Israel KAN memberitakan bahwa arkeolog Ehrlich (71 tahun) tewas bersama seorang tentara Israel dalam bentrokan dengan pejuang Hizbullah di Lebanon selatan.
Menteri Kebudayaan Lebanon, Mohammad Al-Murtada mengatakan, tindakan tentara Israel yang mempertahankan kota Erlich ini merupakan pelanggaran serius terhadap resolusi UNESCO yang bertujuan melindungi monumen sejarah dan budaya Lebanon dari serangan Israel.
UNESCO mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka telah menempatkan 34 situs budaya di bawah “perlindungan sementara yang ditingkatkan” di Lebanon di bawah ancaman pemboman Israel, dan menyediakan dana darurat untuk melindungi warisan budaya Lebanon dari pemboman Israel.
Al-Murtada mengatakan Ehrlich memasuki kota Shama di Lebanon selatan, bersenjatakan tentara Israel, untuk memeriksa makam suci Nabi Shamun, dengan secara keliru mengklaim bahwa itu adalah “warisan Israel.”
Dia menunjukkan bahwa “kedatangan Ehrlich di situs bersejarah tersebut menegaskan kembali sifat ekspansionis agresif dari entitas (Israel) yang merampas tanah, sejarah dan warisan Lebanon.”
“Sejarah Israel di tanah kami tidak lebih dari sebuah mitos yang tidak ada hubungannya dengan kebenaran sejarah yang nyata,” tegas menteri Lebanon.
Menurut media Israel, Ehrlich adalah pemukim terkemuka yang tinggal di pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki.
Harian Israel Yediot Ahronoth melaporkan bahwa seorang arkeolog Israel sedang menjalankan misi untuk menyelidiki sebuah benteng kuno di Lebanon selatan.
Israel terlibat dalam perang perbatasan dengan Lebanon dan pada akhir September melancarkan kampanye udara terhadap apa yang dikatakannya sebagai sasaran Hizbullah.
Menurut otoritas kesehatan Lebanon, sejak Oktober tahun lalu, sekitar 3.600 orang tewas, lebih dari 5.000 orang terluka, dan lebih dari 1 juta orang mengungsi akibat serangan Israel di Lebanon.
Tel Aviv meningkatkan konflik pada 1 Oktober dengan serangan darat di Lebanon selatan.