5 Fakta Try Sutrisno, Mantan Panglima TNI yang Viral Tak Disalami Jokowi

5 Fakta Try Sutrisno, Mantan Panglima TNI yang Viral Tak Disalami Jokowi

JAKARTA – Jenderal TNI (pergi) Coba Sustrously viral di media sosial beberapa waktu lalu. Narasinya mengembara, Wakil Presiden RI ke-6

Hal itu tak ditanggapi dengan baik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada peringatan HUT TNI ke-79 di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (10/5/2024).

Isu Jokowi tidak menyambut Try Sutrisno santer beredar di media sosial X (dulu Twitter). Akun @JhonSitorus_18 mempertanyakan apakah Jokowi menyapa Try.

Tanggapan langsung datang dari pihak Istana atas kabar viral tersebut. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana mengumumkan Presiden Jokowi berjabat tangan dan menyapa Wakil Presiden ke-6, Bapak Try Sutrisno, dan Bayan di ruang VVIP.

Jusuf mengatakan, dalam video tersebut, Presiden berjabat tangan di ruang tunggu dan menyapa Try Sutrisno, hanya menyapa tamu lain yang belum disambut.

5 Fakta Coba Sutrisno1. Alkisah, Kurir Try dan keluarganya pindah dari Surabaya ke Mojokerto setelah terjadi serangan militer Belanda. Hal ini memaksa Try Sutrisno putus sekolah dan mencari nafkah sebagai penjual rokok dan koran.

Pada usia 13 tahun, Try tertarik untuk bergabung dengan Batalyon Poncowati dan berperang, namun tidak ada yang menganggapnya serius dan akhirnya dia dipekerjakan sebagai kurir. Misinya adalah mencari informasi di daerah yang diduduki tentara Belanda dan memberikan obat kepada tentara Indonesia.

2. Berperan menumpas pemberontakan PRRI. Pengalaman pertamanya di militer adalah melawan pemberontakan PRRI di Sumatera pada tahun 1957. Bahkan, sejak ia tercatat lulus, perang ini ia lakukan saat masih dalam proses pelatihan. Beliau merupakan lulusan ATEKAD (Akademi Teknik Militer) pada tahun 1959.

Pria asal Surabaya ini pun mulai mendapatkan pengalaman baru dari berbagai tugas yang dibebankan kepadanya. Pada tahun 1972, ia ditugaskan bekerja di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Sumatera, Jakarta, Jawa Timur.

Ia menduduki dua posisi strategis di Angkatan Darat ke-3. Karier Try Sutrisn terus berkembang pada tahun 1985 hingga ditugaskan menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada tahun 1986.

Dua tahun kemudian, Try Sutrisno mencapai puncak karirnya ketika berhasil mendapatkan jabatan Panglima ABRI pada tahun 1988. Ia kemudian diangkat menggantikan LB Moerdani.

4. Mendapat Kritik Internasional Saat Try menjabat Panglima ABRI, terjadi peristiwa pada tahun 1991 yang menyita perhatian dunia. Peristiwa tersebut bermula ketika sekelompok mahasiswa yang memulai protes terhadap pemerintah Indonesia di provinsi Timor Timur ditembak oleh tentara. tentara dan ratusan orang tewas.

Peristiwa di Dili kemudian dikutuk oleh komunitas internasional sedunia. Namun Try Sutrisno menolak kritik dunia tersebut, dengan mengatakan penembakan itu perlu dan menyebut para pengunjuk rasa sebagai penjahat.

5. Putranya masuk TNI dan Polri, putra Kunto Arief Wibowo kini berpangkat Mayjen bintang dua dan dimutasi dari Pangdam Siliwangi menjadi Wakil Komandan Diklat pada 17 Juli 2023. dan Komando Latihan Tentara Nasional Indonesia (Vadankodiklad).

Ia juga memiliki seorang putra yang berkarier di Polri. Irjen Paul Firman Santyabudi saat ini menjabat sebagai Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *