Surabaya – Pemuda menjanjikan Sotomo atau Bang Tomo memulai karir politiknya di usia muda. Para orator kerap dipercaya oleh banyak kalangan untuk memimpin perjuangannya melawan kolonialisme dan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Sejak kecil Bang Tomo mempunyai kemampuan menggerakkan orang. Gairahnya selalu menarik, apalagi jika berbicara tentang melawan penjajah.
Tak heran jika Bang Tomo muda disegani banyak orang. Usianya lebih tua dari Bang Tumo. Di usianya yang masih terbilang muda, Bang Tomo dipercaya menjadi sekretaris Partai Indonesia Raya (Perindra) cabang Doku Dewal di Surabaya.
Berdasarkan “Bang Tomo: Hidup Matinya Semangat Pejuang 10 November”, banyak yang terkejut ketika Bang Tomo diangkat menjadi sekretaris Parendra. Sebab saat itu masih banyak Parendra yang usianya lebih tua dari Bang Tomo, dan pengabdiannya kepada Parendra juga sangat lama.
Jika dilihat dari usia Bang Tomo dan saat bergabung dengan Parendra, kemarin sore bisa dibilang masih bayi. Tentu saja ada sebagian pihak yang merasa iri dengan diangkatnya Bang Tomo pada posisi tersebut. Apalagi Parendra merupakan salah satu partai politik terkemuka saat itu.
Parendra adalah partai politik yang moderat dan kooperatif pada masa penjajahan Belanda. Prindara didirikan pada masa penjajahan Belanda, partai politik ini didirikan oleh Dr. Soetomo, 26 Desember 1935 di Sulu. Tujuan didirikannya partai politik ini adalah untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia.
Hal itulah yang menjadi pertimbangan Sutomo menerima tawaran jabatan sekretaris partai. Selain itu, dalam idealisme masa mudanya, Bang Tomo mempunyai beberapa gagasan yang dapat membantu mengangkat derajat bangsa Indonesia. Dalam benak Bang Tumo, perjuangan mempertahankan kedaulatan negara adalah hal yang terpenting.
Lahirlah seorang pendekar di Bang Tumo yang saat itu baru berusia 17 tahun. Dia masih sangat muda ketika dia terlibat dalam politik dan aktivisme. Bang Tumo-lah yang berjuang di awal-awal terbentuknya partai tersebut, bahkan ketika organisasi Bodhi Utomo bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PBI).
Diangkatnya Bang Tumo sebagai Sekretaris Parpol dikatakan tak lepas dari bakat dan kepiawaiannya dibandingkan para seniornya. Ia dinilai berbakat sebagai orator, meski usianya masih muda. Maka dengan kepiawaian dan bakatnya, Parendra mencoba memberikan kesempatan kepada mereka.
Saat itu, Bang Tomo juga mulai menunjukkan kemampuannya dalam komunikasi politik dan diplomasi, dua hal yang sangat dibutuhkan dalam sebuah partai politik. Hal penting lainnya, tokoh Bang Tomo selaras dengan ideologi perjuangan Perendra, pelestarian kedaulatan negara.
Kekuatan individu Bang Tomo diklaim banyak kelompok yang terkait dengan Perendra, seperti Srikat Sumatra, Tirthajasa (Banten), dan Timur Verband. Selain itu, beberapa tokoh muda berpengaruh pada masa itu seperti Hosni Samrin, Sonarjo, dan Ishaq Tjukarhadesorojo juga bersemangat untuk berpartisipasi. Himbauan Bang Tomo mendaftarkan banyak tokoh muda untuk menjadi anggota Parendra, termasuk banyak kelompok terorganisir.
Salah satu langkah Perendra untuk menaikkan derajat negara adalah dengan didirikannya beberapa poliklinik dan koperasi pasar dengan tujuan agar wakil-wakilnya dapat masuk ke dalam parlemen Belanda, sehingga dapat bersama-sama berjuang demi negara Indonesia.
Langkah ini berhasil, Prindra melantik beberapa wakil di parlemen yang sebagian besar berasal dari kalangan muda, seperti Moh. Hussaini Tamrin, R. Sokarjo Viriopranoto, R. Panji Sarso, Vriyanagarat, dan Bapak Susanto Tartuprojo, Anggota DPR. Meski duduk di Parlemen Belanda, Perendra berpikir untuk memperjuangkan dan membela kepentingan rakyat.