CIBINONG – Sebuah video viral memperlihatkan beberapa mobil mengalami masalah pada pompa bahan bakarnya usai mengisi Pertamax di salah satu SPBU di kawasan Cibinong.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Pertamina, dipastikan bukan Pertaminax yang menjadi penyebabnya. Pakar konversi energi Fakultas Teknik dan Antariksa Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto Sanuri mengakui, ditemukan sedimen pada bahan bakar saat pemeriksaan.
Lumpur ini merupakan penyebab utama hilangnya tenaga kendaraan karena menyumbat filter sebelum bahan bakar mencapai pompa. Kendaraan terhenti karena pasokan bahan bakar ke mesin tidak mencukupi.
Berdasarkan hasil metode EDS (Energy-Dispersive X-ray Spectrcopy), ditetapkan bahwa endapan tersebut diduga bukan berasal dari bahan bakar Pertamax.
Meski demikian, Deputi Koordinator Bidang Prasarana dan Transportasi Kementerian Koordinator Kelautan dan Perikanan Rajmat Qaimuddin mengakui kandungan sulfur Pertamax tergolong tinggi yakni 400 ppm (part per Million) atau tak jauh berbeda dengan Pertalite yang mencapai 500 ppm.
Kandungan sulfur yang tinggi berdampak buruk pada mesin. Endapan sulfat membentuk kerak di ruang bakar, katup, dan injektor, sehingga mengganggu pembakaran dan pengoperasian mesin. “Hal ini juga membuat kendaraan menjadi kurang ramah lingkungan,” kata Rachmat.
Berikut dampak bahan bakar yang mengandung sulfur tinggi seperti Pertamax dan Pertalite pada mobil: 1. Kerusakan mesin: Korosi: Sulfur dioksida (SO2) hasil pembakaran bereaksi dengan air di dalam mesin membentuk asam furat yang bersifat korosif. Asam ini dapat merusak komponen logam seperti piston, silinder, ring piston dan sistem pembuangan.
Kerak: Endapan sulfat dapat menumpuk dan membentuk kerak di ruang bakar, katup, dan injektor, sehingga mengganggu proses pembakaran dan mengurangi efisiensi mesin.
2. Performa mesin menurun: Mesin macet/retak: kerak dan endapan injektor menghalangi aliran bahan bakar. Akibatnya mesin mati, kehilangan tenaga, dan sulit dihidupkan.
Konsumsi bahan bakar: Pembakaran yang tidak efisien karena ukuran meningkatkan konsumsi bahan bakar.
Peningkatan Emisi: Kerusakan konverter katalitik menyebabkan peningkatan emisi gas buang berbahaya seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx) dan hidrokarbon (HC), sehingga mencemari lingkungan.
3. Kerusakan pada komponen lain: Filter bahan bakar: Endapan sulfat dapat menyumbat filter bahan bakar. Mengurangi aliran bahan bakar dan mempercepat kerusakan filter.
Pompa bahan bakar: Korosi asam sulfat dapat merusak pompa bahan bakar. Mengurangi tekanan bahan bakar dan mempengaruhi kinerja mesin
Oli mesin: Belerang dapat bereaksi dengan bahan tambahan oli mesin. menyebabkan penurunan kualitas pelumasan dan mempercepat kerusakan oli.