JAKARTA. Malaysia telah mengambil alih banyak kebudayaan Indonesia, dan hal ini menjadi perdebatan hangat. Karena itu, hubungan masyarakat Indonesia dan Malaysia kerap memanas, terutama di media sosial.
Indonesia sebagai negara dengan kekayaan budaya yang luar biasa seringkali menjadi sasaran tuntutan negara tetangga. Salah satu negara yang sering mengklaim kebudayaan Indonesia adalah Malaysia.
Meski sempat menimbulkan ketegangan, namun persoalan klaim budaya menyebabkan meningkatnya upaya diplomasi budaya antara Indonesia dan Malaysia.
Berikut kebudayaan Indonesia yang diklaim Malaysia, dihimpun dari berbagai sumber hingga Rabu (30/10/2024).
6 Kebudayaan Indonesia yang Diklaim Malaysia
1.Batik
Kasus terbaru, YouTuber Amerika IshowSpeed mendapat hadiah berupa kemeja batik dari para penggemarnya saat berkunjung ke Malaysia. Sang donatur mengaku bahwa hadiahnya adalah pakaian tradisional negaranya.
Seolah tak percaya dengan apa yang diucapkan fans tersebut, IShowSpeed gerbang asal usul batik melalui google. Rupanya, ia menemukan fakta bahwa batik merupakan warisan budaya asli Indonesia dan telah didaftarkan oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
Indonesia telah menyampaikan keberatannya kepada pemerintah Malaysia jauh sebelum kejadian tersebut. Pada tanggal 3 September 2008, Indonesia mendaftarkan batik ke UNESCO. Setahun kemudian, pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya Indonesia.
Meski variasi batik terdapat di berbagai negara, namun teknik batik tulis yang penuh dengan motif simbolis yang rumit menjadi ciri khas budaya Indonesia yang kini menjadi simbol kebanggaan bangsa.
2. Wayang kulit
Sejak tahun 2003, warisan budaya Indonesia telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia. Namun Malaysia beberapa kali memasukkan wayang kulit sebagai salah satu atraksi budaya pariwisatanya sehingga menimbulkan kesalahpahaman di kalangan masyarakat Indonesia.
Wayang sendiri terkenal di kalangan masyarakat Melayu di Malaysia, karena banyak masyarakat Indonesia yang tinggal di sana sering menampilkan pertunjukan wayang kulit. Namun Indonesia tetap mengklaim bahwa Wayang Kulit khususnya Jawa merupakan warisan budaya asli Indonesia.
3. Rendang
Klaim Malaysia bahwa rendang adalah salah satu warisan kuliner mereka telah lama menjadi perdebatan kedua negara. Pernyataan tersebut kerap memancing reaksi kekerasan dari masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Sumatera Barat, tempat asal rendang.
Percampuran budaya dan migrasi masyarakat pada masa lalu menjadikan rendang sebagai makanan khas masyarakat Malaysia. Namun Rendang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO sehingga semakin memperkuat klaim Indonesia atas kuliner tersebut.
4.Reog Ponorogo
Reog Ponorogo merupakan kesenian tradisional asal Ponorogo Jawa Timur yang bercirikan topeng kepala harimau berhiaskan bulu merak. Pada awal tahun 2000an, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh klaim bahwa Malaysia telah mengadopsi seni ini sebagai budayanya.
Tanpa ragu, negeri ini menyebut Reog Ponorog Barongan. Setelah mendapat protes dari Indonesia, pernyataan tersebut kemudian diperbaiki dan Malaysia mengakui Reog Ponorogo sebagai warisan budaya asli Indonesia.
5. Lagu Rasa Sayange
Rasa Sayange merupakan lagu masyarakat maluku yang penuh dengan makna persatuan dan persaudaraan. Pada tahun 2007, Malaysia menggunakan lagu tersebut dalam kampanye pariwisata Malaysia Truly Asia, yang membuat marah masyarakat Indonesia.
Pemerintah Indonesia menuntut penjelasan, dan Malaysia kemudian menyatakan bahwa lagu tersebut adalah warisan budaya bersama nusantara. Namun Menteri Kebudayaan, Seni, dan Warisan Malaysia Rais Yatim kemudian mengakui bahwa lagu tersebut adalah milik Indonesia.
6. Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional bambu Jawa Barat yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia pada tahun 2010. Sebelum adanya pengakuan tersebut, Malaysia telah beberapa kali menampilkan Anglung sebagai bagian dari budaya Malaysia di ajang internasional sehingga menimbulkan persepsi. tentang permintaan budaya.
Setelah diakui UNESCO, angklung semakin populer sebagai budaya khas Indonesia, meski masih dimainkan di banyak negara.