JAKARTA – Polisi belum mengungkap identitas lengkap 15 pelaku skandal perjudian online karena merupakan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Sejauh ini baru 3 nama yakni AK, AJ, A yang dibawa polisi terkait kasus tersebut.
Tiga orang disebut-sebut sebagai operator situs judi online. Belum diketahui apakah ketiganya direkrut Komdigi.
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto bungkam saat ditanya alasan identitas para tersangka tidak diungkap. Pihaknya membeberkan motifnya, termasuk identitas lengkap pelaku yang kemudian terungkap.
Nanti ada sidang khusus, kata Karyoto di Polda Metro Jaya, Rabu (6/11/2024).
Karyoto meminta awak media dan masyarakat terus memantau perkembangan kasus tersebut. Maklum, polisi masih mengikuti perkembangan.
“Lihat segera,” katanya.
Sekadar informasi, total ada lima belas orang yang ditangkap polisi terkait perjudian online Kementerian Komunikasi dan Teknologi dan telah ditetapkan namanya sebagai tersangka. Selain menangkap pelaku, polisi juga menggeledah sebuah toko di kawasan Bekasi yang dijadikan semacam “kantor satelit”. Kantor satelit tersebut didatangi tiga pria berinisial AK, AJ dan A.
Belum diketahui apakah ketiga pelaku usaha perjudian tersebut merupakan pegawai Komdigi. 12 orang bekerja di kantor satelit. 8 orang bekerja sebagai karyawan, dan 4 orang bekerja sebagai administrator. Alamat email dirancang agar sesuai dengan situs.
Pegawai Komdigi yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, 1.000 situs perjudian telah diblokir dan 4.000 situs telah diblokir oleh pendahulunya.
Tanpa malu-malu ia mengaku mendapat penghasilan Rp 8,5 juta dari setiap permainan judi yang disertakan. Dari hasil pemeliharaan situs tersebut, bahkan sejumlah karyawan bisa membayar Rp 5 juta sebagai admin dan operator.