JAKARTA – Program Pengembangan Ekosistem Biomassa berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu atau Green Economy Village (GEV) akan dilanjutkan di Desa Bojongkapur, Kecamatan Bojongkamir oleh Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI). Diperluas
Proyek yang mempertemukan masyarakat lokal dalam pengelolaan biomassa untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) ini tentunya akan menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal. Oleh karena itu, di Tasikmalaya, program ini akan diperluas menjadi 100 hektar mulai tahun 2025, berupa pengembangan tanaman nila yang berfungsi sebagai bahan baku dan pakan ternak.
Wakil Menteri Pertanian Sudariono mengapresiasi inisiatif PLN EPI pengayaan masyarakat yang telah mengembangkan ekosistem pertanian berbasis masyarakat. Ia menekankan kerja sama Kementerian Pertanian dalam menyukseskan program tersebut. Sekadar informasi, program GE23 dimulai pada tahun 2023 dan melibatkan tiga wilayah yaitu Tasikmalaya, Silacap, dan Gunung Kidul.
“Kami di Kementerian Pertanian siap bekerja dan memberikan dukungan penuh. Program ini tidak hanya berkontribusi dalam pembaharuan industri, tetapi juga berdampak langsung terhadap perekonomian masyarakat. Proyek ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. . Sudan ungkapnya dalam siaran pers, Selasa (8/10/2024).
Pengurus Kabupaten Tasikamalaya Yedi Rahmat pun mengapresiasi proyek tersebut sebagai tumpuan perekonomian masyarakat setempat bagi pembangunan Kabupaten Tasikamalaya khususnya di bidang pertanian.
Kabupaten Tasikmalaya terkenal dengan sumber daya alam dan sumber daya pertaniannya, namun tantangan terbesar yang kita hadapi saat ini adalah bagaimana mengelola potensi tersebut dengan ramah lingkungan dan berkelanjutan, ujarnya.
Pengembangan biomassa sebagai sumber energi terbarukan juga merupakan solusi yang layak untuk pemanfaatan pertanian dan limbah hutan sebagai bahan baku industri, katanya. Menurutnya, program tersebut tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat Tasikmalaya.
Sementara itu, Direktur Utama PLN EPI Ivan Agong Forstantara menjelaskan batubara merupakan salah satu strategi untuk mencapai target energi 23% pada tahun 2025 dan Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. “Ini merupakan kolaborasi yang kuat antar berbagai pihak,” kata Ewan. Penting untuk memantau keberhasilan program
Ivan menegaskan, sebagian besar biomassa yang digunakan untuk co-heating di PLTU PLN berasal dari limbah pertanian dan perkebunan. Dalam upaya memperkuat pasokan biomassa, PLN EPI mengajak masyarakat Tasikmalaya untuk memanfaatkan peluang ekonomi dari pengembangan biomassa.
“Kami menargetkan penggunaan biomassa sebanyak 2,2 juta ton pada tahun 2024 dan ditingkatkan menjadi 10 juta ton pada tahun 2025 untuk memenuhi kebutuhan 52 PLTU,” ujarnya.
Ewan juga menyampaikan, pengembangan batubara tidak hanya penting untuk energi bersih, tetapi juga untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat melalui program pertanian terpadu di lahan kritis. Dengan program ini, PLN berharap dapat berkontribusi terhadap terciptanya bioekosistem yang berkelanjutan dan pengurangan emisi karbon serta memberikan manfaat bagi masyarakat.