Dalam lima bulan terakhir, Indonesia mengalami depresiasi selama lima bulan berturut-turut (Mei-September 2024). Secara umum inflasi terjadi karena harga barang dan jasa mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan adanya penurunan permintaan atau penurunan konsumsi masyarakat.
Menyikapi situasi tersebut, Bank Indonesia (BI) pun meminta masyarakat untuk membeli lebih banyak guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melebihi 5% pada tahun 2024.
Baja juga: Pemotongan harga selama 5 bulan berturut-turut menandakan adanya masalah? BPS mengacu pada tahun 1999
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Farisan Aufar menilai perekonomian tetap menunjukkan stabilitas meski krisis dunia masih berlangsung. Dia mencontohkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih 5,08% pada semester I/2024. Farisan juga berharap pertumbuhan ekonomi terus mencapai di atas 5% hingga akhir tahun ini, terutama didukung oleh inflasi yang masih terus berlanjut.
“Kami terus menekankan pesan agar masyarakat tetap optimis. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat baik dan akan terus tumbuh di masa depan, terutama didorong oleh rekonsiliasi antara Bank Indonesia dan pemerintah, kata Farisan.
Farisan juga menekankan konsumsi rumah tangga berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, masyarakat diimbau tetap melanjutkan aktivitas berbelanja karena akan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.
Baca Juga: 5 Komoditas Teratas Penyumbang Depresiasi 0,12% pada September 2024 Diumumkan
BI menyebut konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB). Data terakhir menunjukkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,93% dengan penyaluran mencapai 54,53% pada triwulan II tahun 2024.
“Karena pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh konsumsi rumah tangga. Jadi kita harapkan teman-teman membayar lebih karena belanja membantu perekonomian,” kata Farisan.