Wamenperin Dukung Industri Pipa Seamless Dalam Negeri yang Berkualitas Tinggi

Wamenperin Dukung Industri Pipa Seamless Dalam Negeri yang Berkualitas Tinggi

JAKARTA – Kesuksesan KSO PT Artas Energi Petrogas – Inerco Global International (KSO AEP-IGI) yang membangun jalur produksi produksi pipa bor, pipa OCTG, pipa dan pipa mekanik berkapasitas 250 ribu ton per tahun, telah diakui oleh pemerintah. Selain itu, pengembangan industri pipa seamless (pipa baja tanpa sambungan) dilakukan semata-mata melalui penanaman modal dalam negeri.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza pada seminar dan talkshow Indonesia Seamless Pipe Summit: Peluncuran pabrik produksi pipa seamless pertama di Asia Tenggara di St. Regis, Jakarta, Kamis (11 Juni 2024).

Prestasi ini merupakan bukti nyata sinergi antara pemerintah dan badan usaha yang mampu menghasilkan produk dalam negeri yang berkualitas, berstandar tinggi dan mampu bersaing di pasar global, kata Faisol Riza dalam sambutannya kepada pemangku kepentingan. dalam industri pipa seamless.

Menurutnya, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan juga terus memastikan sektor infrastruktur terus tumbuh seperti sekarang dan mampu bersaing dengan berbagai produk manufaktur dari berbagai negara. Ia menjelaskan, kinerja manufaktur Indonesia terus membaik meski ada tantangan global yang berat. Dimana kontribusi sektor nonmigas terhadap PDB sebesar Rp16,7 triliun pada kuartal II-2024.

Sedangkan industri migas menyumbang lebih dari Rp 500 triliun atau sekitar 25% PDB. Sektor migas telah menciptakan rantai pasokan utama bagi industri pipa dalam negeri. Industri pipa seamless merupakan bagian dari industri minyak dan gas. Oleh karena itu saya mengapresiasi kehadiran Seamless Indonesia Tube, kata Faisol Riza.

Saat ini kapasitas produksi pipa seamless sebesar 800 ribu ton per tahun dengan tingkat utilisasi sebesar 40%. “Ke depan, dengan berbagai langkah pemerintah yang mendukung industri pipa seamless dalam negeri, saya optimis produk pipa seamless dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan industri migas,” tambah Faysol Riza.

Untuk menjaga kemandirian dan daya saing industri pipa dalam negeri, Kemenperin terus bekerja sama dengan departemen terkait seperti Kementerian ESDM untuk mendukung operasional produk yang mengandung nilai TKDN (tingkat komponen internal). Menurut dia, peningkatan penggunaan produk bersertifikat TKDN pada industri migas tidak hanya akan meningkatkan nilai tambah, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Pembangunan Jargas

Dalam kesempatan tersebut, Faizol Riza juga menyampaikan bahwa pemerintah membuka peluang besar bagi industri pipa seamless untuk mendukung pelaksanaan proyek Jargas (Jaringan Gas Bumi Rumah Tangga). Penyelesaian Jargas memang akan membantu pemerintah mengurangi subsidi industri migas yang mencapai Rp 400 triliun. “Kami pemerintah membuka tangan kepada industri pipa seamless untuk berkontribusi dalam pembangunan Jargas ini demi terwujudnya ketahanan energi nasional,” kata Faisol.

Pembangunan Jargas ini sudah direncanakan bertahun-tahun, namun hingga saat ini belum terlaksana dengan baik. Menurut Faisol Riza, hal ini merupakan peluang besar bagi industri pipa seamless untuk mendukung pengembangan Jargas guna mewujudkan ketahanan energi nasional.

Pada acara yang sama, Pak. Jose Antonio Rayes, CEO perusahaan pipa seamless Indonesia, PT Artas Energi Petrograss, mengatakan acara tersebut diadakan dengan tujuan menjadikan industri pipa baja seamless tanah air sebagai produk nasional yang layak. Acara ini mempertemukan para pemangku kepentingan dari industri pipa baja seamless. Seperti: Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan dan Bea Cukai. Selain itu juga K3S, Processor, Threader, Stockist dan lain-lain.

Dalam lingkungan perekonomian global yang penuh tantangan saat ini, banyak negara di dunia menghadapi tantangan serius berupa jebakan pendapatan menengah. Situasi dimana stagnasi ekonomi mencerminkan ketidakmampuan meningkatkan produktivitas dan berinovasi untuk bersaing secara global.

“Jika ingin menuju negara maju dan mewujudkan Indonesia Emas sebagai impian besar bangsa Indonesia, maka tidak ada pilihan selain mengambil langkah berani untuk bertransformasi melalui konsep hilir dan menjadi negara industri,” kata Jose. Antonio Reyes. Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan gagasan utama Presiden RI Bapak Prabow Subianto yang pada rapat pertama Kabinet Merah Putih menegaskan bahwa “Hilirisasi adalah kunci strategis Indonesia untuk mencapai tujuan tersebut. bergerak menuju menjadi negara maju, makmur dan sejahtera.”

Tren yang dialami perdagangan internasional adalah gelombang proteksionisme global yang menyebabkan banyak larangan ekspor baru, subsidi dalam negeri, peraturan investasi asing, dan tarif. Fenomena proteksionisme global akan terus berlanjut seiring meningkatnya perang dagang antara AS dan Tiongkok. Dampak ini akan berdampak pada berbagai industri, termasuk industri pipa baja seamless yang saat ini mengalami kelebihan pasokan di Tiongkok karena negara tersebut membutuhkan pasar impor untuk menyerap kelebihan produksi pipa baja seamless. Indonesia juga merupakan titik distribusi utama kelebihan pasokan pipa baja seamless dari Tiongkok.

Pemerintah Indonesia menetapkan target produksi minyak sebesar satu juta barel per hari dan produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030. Hal ini merupakan tujuan strategis untuk menjamin ketahanan dan kemandirian energi nasional. “Peran dan kontribusi industri minyak dan gas (migas) telah menjadi penggerak perekonomian terdepan dalam mewujudkan tujuan strategis ketahanan dan kemandirian energi nasional,” kata José Antonio Rayes.

Menghemat mata uang asing

Menurut CEO PT Inerco Global International Hendrik Kavilarang Luntungan, kebutuhan pipa baja seamless di industri migas saat ini mencapai 500.000 ton per tahun, dengan Indonesia menjadi titik distribusi utama kelebihan pasokan pipa baja seamless asal China. produksi. . Jika hal ini terjadi maka impor pipa baja seamless dalam negeri akan terus meningkat meski nilainya saat ini sudah mencapai Rp 15 triliun per tahun.

Untuk menghentikan impor baja seamless, kebijakan TKDN harus mampu menjamin keberlangsungan perekonomian lokal dan memastikan sebagian besar nilai tambah dari produksi barang atau jasa tetap berada di dalam negeri.

Karena kebanggaan terhadap produk dalam negeri dan keinginan efisiensi, maka sangat penting untuk dapat memposisikan dan mengoptimalkan kemampuan dan kapasitas produsen pipa baja seamless dalam negeri, kata Hendrick. Tujuannya agar produsen pipa baja seamless menjadi pemain kunci dalam memenuhi kebutuhan pasar secara lebih mandiri. “Di sisi lain, kandungan lokal pada pipa baja seamless juga terus ditingkatkan untuk menjamin nilai tambah yang optimal. “Pada saat yang sama, defisit perdagangan pipa baja seamless semakin mengecil,” kata Hendrick.

Keberadaan dan pengembangan Pipa Seamless Indonesia atau biasa disebut “IST” sepenuhnya sejalan dengan gagasan hilirisasi dari Presiden RI, Prabowo Subianto. Secara khusus, dalam konteks berikut kita berbicara tentang pipa baja tanpa sambungan. Jose Antonio Rayes menjelaskan IST merupakan produk jadi (end product) pipa baja seamless yang diproduksi dan diolah oleh produsen pipa dalam negeri, sehingga pemanfaatannya dapat dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan pipa baja seamless dalam negeri.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *