NEW YORK – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres mengutuk serangan rudal Iran terhadap Israel setelah rezim Zionis mengkritiknya karena tidak melakukan serangan dan secara terbuka menyatakan dia persona non grata.
Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran melepaskan tembakan rudal ke Israel pada Selasa (10 Januari 2024), dengan mengatakan hal itu sebagai tanggapan atas pembunuhan para pemimpin Hamas dan Hizbullah di Israel baru-baru ini.
Guterres mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis: “Seperti yang saya lakukan pada bulan April sehubungan dengan serangan Iran, dalam konteks kecaman saya, yang seharusnya sudah jelas kemarin, saya sekali lagi mengutuk keras Iran kemarin. Rabu.
Guterres mengutuk serangan lintas batas yang dilakukan Israel dan Hizbullah selama berbulan-bulan yang melanggar kedaulatan Lebanon dan menyerukan gencatan senjata segera.
“Sudah waktunya untuk menghentikan siklus eskalasi yang tidak sehat ini”, tegas Sekjen PBB.
Ia menekankan: “Siklus kekerasan pembalasan yang mematikan ini harus dihentikan. Waktu hampir habis.”
Komentarnya muncul setelah Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengkritik Sekjen PBB karena tidak “secara tegas mengutuk serangan keji Iran” dan mengklaim bahwa Guterres tidak mengutuk Hamas pada 7 Oktober dan tidak menyatakan Palestina diorganisir sebagai organisasi teroris.
Katz kemudian menuduh Guterres menjadi “noda dalam sejarah PBB” dan mendukung Hamas, Hizbullah, Houthi Yaman, dan Iran.
“Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak mengakui konsep persona non grata di antara stafnya,” kata juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric kepada wartawan pada hari Rabu.
Dia menggambarkan pernyataan Israel sebagai pernyataan politis dan “tidak diragukan lagi hanyalah serangan lain terhadap personel PBB.”
Amerika Serikat dan Rusia dengan suara bulat mengkritik tindakan Israel. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengkritik pernyataan Israel dalam laporan hariannya, dan menyebut tindakan tersebut “tidak produktif” dan tidak membantu posisi rezim kolonial Zionis di mata dunia.
“Perserikatan Bangsa-Bangsa melakukan pekerjaan yang sangat penting di Gaza. PBB melakukan pekerjaan yang sangat penting di kawasan ini. Selama PBB memainkan peran terbaiknya, maka PBB dapat memainkan peran mendasar dalam keamanan dan stabilitas.” dia menekankan.
Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov berpendapat bahwa tindakan Israel secara efektif membuat PBB tidak mampu menangani konflik tersebut.
“Kami melihat sudut pandang Israel bahwa Israel tidak akan membiarkan PBB memainkan peran apa pun. Faktanya, situasi di kawasan sangat tegang dan kami meminta semua orang untuk menahan diri,” tegas Peskov. “