JAKARTA – Dekan Sekolah Negeri Universitas Gadjah Mada (UGM) Agus Maryono menegaskan inisiatif ini erat kaitannya dengan agenda utama atau aspirasi Presiden Prabowo Subianto. Namun yang menjadi permasalahan saat ini adalah masih sangat sedikitnya jumlah pelajar dewasa, khususnya mahasiswa.
“Kalau dilihat dari statistik, jumlah mahasiswa profesional hanya 8% dari total mahasiswa yang ada di Indonesia. Di UGM, dari total mahasiswa yang berjumlah 70.000 orang, hanya 8.000 orang yang merupakan mahasiswa yang bekerja.” percaya itu. di kampus dan politeknik,” ujarnya pada Konferensi Vocaonomics melalui siaran pers, Minggu (12 Agustus 2024).
Baca juga: Polmed Adakan Diskusi Penguatan Peran Pendidikan Berkualitas dalam Pembangunan
Menurutnya ada peluang yang sangat bagus dari sisi sekolah bisnis juga. Selain stigma sosial bahwa lulusan sekolah bisnis lebih cenderung menjadi pengangguran, baik lulusan sekolah pascasarjana maupun sekolah kejuruan memiliki waktu tunggu yang lebih singkat untuk mendapatkan pekerjaan. Lulusan sekolah bisnis hanya membutuhkan waktu 0-2 bulan untuk mendapatkan pekerjaan.
“Oleh karena itu, harus ada upaya untuk mendidik mahasiswa secara sempurna. Mereka mempunyai segalanya (pengetahuan dan keterampilan) untuk menjadi tenaga unggul di bidang yang dicari perusahaan,” kata Agus.
Vocaonomics diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bisnis Internasional dan Kerjasama Industri dan Integrasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Acara ini merupakan kesempatan bagi para pemangku kepentingan untuk berbagi gagasan tentang bagaimana pendidikan vokasi dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.
Adi Nurianto, Direktur Kemitraan dan Koordinasi Bisnis dan Industri, mengatakan pendidikan bisnis adalah tentang membekali lulusan dengan keterampilan khusus yang mereka butuhkan untuk terjun langsung ke dunia bisnis.
Dihadiri oleh lebih dari 800 peserta, Adi mengajak sekolah bisnis dan mitra perusahaan untuk mengembangkan ekosistem baru yang efisien dan menyerukan untuk bersama-sama membangun ekosistem yang berkelanjutan.
“Dengan fokus pada pengembangan keterampilan teknis dan profesional, lulusan pendidikan vokasi mampu menjawab kebutuhan pasar kerja yang lebih kompleks dan mendorong mobilitas sosial dan ekonomi,” ujarnya mengakhiri kuliah saya.