Meski Dukung Ukraina, Negara NATO Ini Akui Rusia Menang Perang

Meski Dukung Ukraina, Negara NATO Ini Akui Rusia Menang Perang

WARSAW – Polandia, salah satu negara NATO pendukung Kyiv, mengakui Rusia memenangkan perang melawan Ukraina.

Pengakuan tersebut disampaikan oleh Kantor Keamanan Nasional (BBN) Polandia, Jacek Siewiera. Kini ia mengandalkan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mencegah kekalahan “dunia Barat”.

Komentar Siewiera disampaikan dalam wawancara dengan radio ZET pada hari Kamis.

“Tidak diragukan lagi, inisiatif ini ada di pihak Rusia,” katanya.

“Jika kita mendefinisikan kemenangan sebagai jumlah wilayah yang dimenangkan, maka Rusia pasti memenangkan perang ini,” jelasnya.

Meskipun Ukraina mengalami kerugian di medan perang, Siewiera tidak yakin bahwa sudah waktunya bagi negara-negara NATO untuk mengirim pasukan ke Kyiv.

Sebaliknya, katanya, AS dan sekutunya harus terus mengirimkan bantuan militer, mencoba merugikan perekonomian Rusia dengan pembatasan perdagangan, dan melobi Tiongkok untuk bergabung dengan Barat.

Stasiun radio tersebut mencatat bahwa pendengarnya memiliki pandangan yang sama dengan Siewiera, karena hanya 16% dari mereka yang mengambil bagian dalam jajak pendapat online mendukung pengiriman pasukan NATO ke Ukraina.

Mengomentari kemungkinan hasil perang, kepala BBN mengakui bahwa Moskow tidak lagi memiliki banyak alasan untuk mendukung tujuannya demi mencapai resolusi yang dinegosiasikan. Siewiera berharap Trump dapat mengubah hal tersebut setelah ia menjabat pada bulan Januari.

“Saya yakin mereka yang berada di lingkaran presiden terpilih sangat yakin bahwa konflik tidak bisa berakhir dengan kekalahan dunia Barat,” ujarnya.

Moskow memandang perang Ukraina sebagai perang proksi pimpinan AS melawan Rusia, yang secara de facto telah menjadi konflik global, setelah negara-negara Barat mengizinkan Kyiv melancarkan serangan jarak jauh jauh ke dalam wilayah Rusia dengan senjata dan dipasok oleh Barat.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan militer Ukraina tidak dapat menembakkan sistem senjata dalam jangka waktu lama tanpa keterlibatan langsung dari pendukung asingnya.

Oleh karena itu, lanjut Putin, Moskow berhak menyerang sasaran militer di negara donor senjata, jika militernya menganggap perlu.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *