JAKARTA – Calon Gubernur Nomor 1 DKI Jakarta Ridwan Kamil menjawab pertanyaan calon Jodi (Paslon) seputar kiprahnya selama menjabat Gubernur Jawa Barat saat debat final Pilkada Jakarta, Minggu (17/11/2011) malam. Ridwan Kamil kaget karena pertanyaan yang diajukannya adalah tentang masa lalu.
“Karena saya juga kaget, semua pertanyaannya tentang masa lalu. Hingga terciptalah lagu khusus untuk RIDO. Nah, aturan saya sederhana, benar, banyak pekerjaan, pasti banyak sejarah. Sedikit pekerjaan, sedikit sejarah. Tidak ada kerja, tidak ada cerita,” kata Ridwan Kamil kepada media usai debat.
Menurutnya, pemimpin yang banyak bekerja pasti punya banyak catatan. “Saya banyak bekerja, mungkin masih banyak cerita yang belum terekam. “Saya selalu bilang, pemimpin yang paling buruk adalah mereka yang tidak mau mengambil risiko, tidak mau mengambil keputusan karena takut melakukan perubahan yang berisiko, saya tidak termasuk dalam kelompok ini,” ujarnya.
“Saya bagian dari kelompok yang ingin membayangkan, menerapkan, kadang berhasil, sering kali berhasil, namun ada beberapa kekurangannya,” katanya.
Ridwan Kamil kembali menegaskan dirinya dan Suswono adalah pemimpin Pancasila. “Karena Jakarta adalah Pancasila, wajah Indonesia. Semua gubernur berasal dari agama dan kasta yang berbeda. Mulai Pak Anees, Pak Ahok, Pak Falk, Pak Sutioso, Pak Ali Sadikin,” ujarnya.
Ia tidak memungkiri bahwa proses ini akan berlangsung dinamis di masa depan. Namun yang terpenting, tambahnya, kita bisa berupaya menyelesaikan permasalahan masyarakat.
“Pasti akan ada dinamika dalam tur ini. Banyak yang sama Pak Ahok, sama Pak Anees pasti seumuran kita sibuk kalau mikir. Namun inilah yang disebut dengan dinamika pembangunan. Yang penting kita hargai yang terbaik, karena nasehat orang tuaku tadi, jadikan itu kekuatanmu “sebagai media dan memberikan manfaat kepada masyarakat dengan solusinya, kenapa banyak sekali programnya? Ya, karena Jakarta memang banyak sekali permasalahannya. Ini semangat kami: kami sangat mencintai masyarakat Jakarta,” ujarnya.