GAZA – Kelompok Hamas pada hari Sabtu merilis sebuah video yang menunjukkan sandera Israel kelahiran Amerika, Edan Alexander. Penculik itu terlihat menangis dan memohon kepada Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu agar membebaskannya.
Disandera di Gaza oleh Hamas sejak serangan 7 Oktober 2023 di Israel selatan, Alexander juga meminta Presiden terpilih AS Donald Trump untuk turun tangan menekan pemerintah AS agar membebaskan sandera lainnya.
Video tersebut dirilis oleh sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam, namun keaslian atau tanggalnya tidak dapat diverifikasi secara independen.
Yael Alexander, ibu Edan, berbicara pada protes di Tel Aviv pada Sabtu malam.
“Video ini membuatku sedih, tapi setelah ada harapan yang dibawanya, video ini menunjukkan betapa buruknya situasi yang dialami Edan dan para sandera lainnya serta bagaimana mereka menangis dan berharap bisa segera diselamatkan. hei,” ujarnya, seperti dikutip dari AFP. NDTV pada hari Minggu. . (12 Januari 2024).
Dia mengatakan dia berbicara langsung dengan Netanyahu, menyerukan agar Netanyahu menghormati komitmennya untuk membebaskan para sandera.
“Kalian harus menepati janji dan melepaskan mereka, negara ini cukup kuat untuk mengakhiri perang dan mengembalikan mereka semua, termasuk Edan saya,” ujarnya.
Kantor Netanyahu kemudian mengkonfirmasi pembicaraan ini dan mengatakan Israel tetap bertekad untuk mengembalikan semua sandera.
Menggambarkan video tersebut sebagai “perang psikologis yang brutal”, Perdana Menteri Netayahu mengatakan taktik seperti itu tidak akan menghalangi Israel untuk menjalankan misinya.
Forum Keluarga Penyanderaan, sebuah kelompok yang mewakili para tahanan, juga menyatakan pandangannya, dengan mengatakan bahwa satu-satunya solusi yang layak untuk mengembalikan para sandera adalah melalui kesepakatan yang dinegosiasikan.
“Satu tahun setelah perjanjian pertama dan satu-satunya, jelas bagi semua orang: pengembalian sandera hanya mungkin dilakukan jika ada kesepakatan,” kata pernyataan kelompok tersebut.
Serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan menewaskan 1.207 orang dan menyandera 251 orang.
Saat ini terdapat 97 sandera di Gaza, 34 di antaranya dipastikan tewas namun jenazahnya belum dikembalikan.
Moratorium pada November 2023 menghasilkan pembebasan 80 sandera Israel dengan imbalan 240 tahanan Palestina, selain pembebasan 25 tahanan yang sebagian besar berasal dari Thailand.
Namun, upaya untuk meningkatkan perdagangan atau gencatan senjata sejak saat itu sebagian besar telah gagal.
Respons militer brutal Israel telah menewaskan 44.382 orang di Gaza, menurut angka dari Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.