SURABAYA – Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono meresmikan 2024 Lokakarya Nasional dan Pertemuan Tahunan Partnership Against Child Work in Agriculture (PAACLA) di Santika Premiere Hotel Gubeng Surabaya, Rabu (12/04/2024).
Dalam ceramahnya, Mainkan. Gubernur Adhy meyakini acara yang akan dilaksanakan pada tahun 2024 ini Tanggal 4-5 Desember akan bermanfaat dan memberikan rekomendasi penghapusan pekerja anak di berbagai sektor, tidak hanya di Jawa Timur dan Indonesia.
“Kita berkumpul di sini untuk fokus pada permasalahan Jatim. Saya atas nama Pemprov Timur mengapresiasi dan mengapresiasi pekerjaan ini dilakukan di Jatim karena penting untuk kita pertimbangkan. yang sebagian besar bergerak di bidang pertanian, peternakan dan kehutanan”.
Berdasarkan statistik Kementerian Ketenagakerjaan RI mengenai statistik total lapangan kerja pada tahun 2024. pada bulan Agustus, saat ini terdapat 215,37 juta orang yang bekerja di negara tersebut. penduduk bekerja (PUK) yang berjumlah 70,63% dari angkatan kerja (AK) dan 29,37% dari bukan angkatan kerja. (BAK).
Sedangkan penduduk yang paling banyak bekerja berada pada tiga sektor usaha – pertanian, kehutanan, dan perikanan – sebesar 28,18 persen. sektor perdagangan dan perdagangan besar 18,89 persen; dan industri pengolahan – 13,83 persen.
Berdasarkan statistik BPS, jumlah pekerja anak usia 10-17 tahun saat ini berjumlah 2,39 persen pada tahun 2023 secara nasional, sedangkan jumlah pekerja anak usia 10-17 tahun di Jawa Timur sebesar 1,56 persen.
“Makanya menurut saya acara ini bisa menjadi kesempatan kita untuk menganalisa agar kedepannya ada proyek yang bisa memberikan masukan yang bisa mengurangi pekerja anak. Kita juga harus memikirkan bagaimana cara membiayainya, karena banyak dari mereka yang bekerja di luar negeri. mereka adalah dasar keluarga.”
Anak-anak ini mendefinisikan Game tersebut. Gubernur Adhy berhak atas pendidikan yang berkualitas dan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Selama ini Pemprov Timur berjasa dalam memfasilitasi pendidikan anak-anak di Jatim.
“Pendidikan selama ini kita dukung melalui Program Pendidikan Gratis Berkualitas atau TisTas. Jadi kita bantu semuanya mulai dari guru SMA, SMK, SLB, dan PAUD yang punya uang. Jadi memang tidak ada alasan untuk memaksa anak-anak dari Jatim untuk tidak bersekolah. , – katanya.
Meskipun demikian, kita tidak dapat memungkiri bahwa kekerasan terhadap pekerja anak dapat terjadi. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kerja sama seluruh sektor dan pihak terkait. Bagi Adhy, itu adalah tugas masyarakat. Ia meminta semua negara memberikan perhatian, terutama industri kecil dan menengah.
“Kita perlu mengenalkan dunia usaha kepada masyarakat. Ini adalah investasi kita kepada masyarakat. Bagaimana membesarkan dan menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi agar bisa bekerja dengan baik dan pada akhirnya memutus rantai kemiskinan. Mengenal Indonesia Emas 2045,” ujar Play. .Gubernur Adhy.
Sementara itu, Wakil Menteri Hak Asasi Manusia RI Mugiyanto mengatakan permasalahan pekerja anak tentu merupakan prinsip-prinsip Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didirikan di PBB yang mengatur prinsip-prinsip perdagangan dan hak asasi manusia. Ada tiga pilar yang harus dihormati oleh dunia usaha dalam mempertimbangkan hak asasi karyawannya.
Pilar pertama adalah pilar negara atau tugas negara melindungi hak asasi manusia. Tentu saja, pemerintah melakukan hal ini melalui kebijakan dan keputusan regulasi. Yang kedua adalah korporasi, artinya pelaku usaha harus menghormati hak asasi manusia
“Dan yang ketiga adalah perbaikan atau pemulihan. Dimana negara dan perusahaan harus mempunyai sarana untuk memulihkan segala permasalahan yang diduga merupakan pelanggaran HAM di dunia usaha. dampaknya dalam mencegah dan mengatasi pelanggaran hak asasi manusia di sektor komersial, misalnya di bidang pekerja anak”.