Rakyat Yordania Sudah Marah, tapi Mereka Tak Bisa Bergerak Lebih Banyak

Rakyat Yordania Sudah Marah, tapi Mereka Tak Bisa Bergerak Lebih Banyak

AMMAN. Pengunjuk rasa Yordania turun ke jalan-jalan di ibu kota, Amman, untuk mengecam kampanye Israel yang sedang berlangsung yang telah menyebabkan kematian dan kehancuran di Gaza dan Lebanon.

Para pengunjuk rasa turun ke jalan di Amman dan kota-kota lain setelah salat Jumat untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap rakyat Gaza dan Lebanon.

Mereka berteriak menentang dukungan tanpa syarat Amerika Serikat terhadap kejahatan Israel dan mengutuk kelambanan pemerintah Arab mengenai pembantaian dan serangan rezim terhadap warga sipil di wilayah tersebut.

Para pengunjuk rasa mengutuk blokade tersebut, yang menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan dan medis ke Gaza utara, tempat Israel melancarkan serangan brutal baru bulan lalu.

Selama demonstrasi massal di Amman, sekretaris jenderal Front Aksi Islam, Murad Al-Adayleh, mengutuk larangan Israel terhadap badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).

Baca juga: Zionis Tak Ingin Pesaing Punya Senjata Nuklir

“Hari ini, sejujurnya, Amerika Serikat dan (Israel) telah melancarkan perang pemusnahan dan kelaparan terhadap rakyat kami di Gaza, khususnya di Jabalia,” kata Al-Adayleh kepada pengunjuk rasa.

“UNRWA merupakan satu-satunya lembaga internasional yang saat ini hadir di Jalur Gaza. Proyek ini bertujuan untuk mengakhiri perjuangan Palestina dan menghilangkannya,” tambahnya, seperti dilansir Press TV.

Philip Lazzarini, komisaris jenderal UNRWA, memperingatkan pada hari Rabu bahwa undang-undang terbaru Israel yang bertujuan untuk mengakhiri kegiatan UNRWA di wilayah pendudukan Palestina dapat menimbulkan “konsekuensi bencana” dan mengancam stabilitas di wilayah tersebut.

Larangan Israel dapat berdampak pada jutaan warga Palestina yang bergantung pada layanan lembaga tersebut untuk pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan dasar.

Israel telah berulang kali menuduh staf UNRWA berkolaborasi dengan anggota kelompok perlawanan Palestina Hamas, tanpa memberikan bukti apa pun yang mendukung klaim tersebut.

Kepala UNRWA memperingatkan bahwa undang-undang Israel baru-baru ini yang melarang badan tersebut dapat menimbulkan “konsekuensi bencana.”

Dalam beberapa minggu terakhir, pengepungan Israel terhadap warga Palestina di kamp pengungsi Jabalia di Gaza, serta pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan rezim tersebut di Palestina dan Lebanon, telah memicu protes di Yordania, di mana para demonstran menyatakan dukungannya terhadap perlawanan tersebut.

Dalam beberapa bulan terakhir, banyak orang kerap berkumpul di depan kedutaan Israel di ibu kota Yordania. Para pengunjuk rasa menuntut Yordania mengakhiri perjanjian damai dengan Israel.

Sejak 7 Oktober 2023, genosida Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 43.700 warga Palestina, melukai 103.258 lainnya, dan membuat hampir 2,2 juta orang mengungsi.

Serangan dan operasi darat Israel juga telah meningkatkan jumlah korban tewas di Lebanon sejak Oktober lalu menjadi lebih dari 3.370 orang. Lebih dari 14.300 orang juga terluka.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *