Penanganan Mata Minus Anak dengan Kacamata Berteknologi D.I.M.S

Penanganan Mata Minus Anak dengan Kacamata Berteknologi D.I.M.S

JAKARTA – Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sekitar 3,6 juta anak Indonesia mengalami kelainan refraksi atau miopia. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat.

Miopia sendiri biasa dikenal dengan istilah rabun jauh. Ini adalah kondisi visual yang menyebabkan objek yang jauh tampak gelap, sedangkan objek yang relatif terang.

Menurut Dr. Yulinda Indarnila Soemiatno, Sp.M dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami Jaya), jumlah kasus miopia di dunia sangat tinggi dan diperkirakan mencapai 275 juta orang pada tahun 2050.

Yolanda Andranila Somiatno menjelaskan dalam seminar kesehatan tentang penanganan miopia pada anak bertajuk: “Keyakinan akan Komplikasi Seperti Gangguan Retina, Glaukoma, dan Katarak.” Linus baru-baru ini diadakan di Jakarta, Indonesia.

Dr Yolanda menambahkan, upaya harus dilakukan untuk memperlambat perkembangan miopia. Seperti lebih memperhatikan gaya hidup anak, pengobatan obat tetes mata, dan penggunaan lensa khusus yang dapat mencegah tumbuh kembang negatif pada anak.

Anggota Pradami Jaya dr Kianti Raisa Darusman, Sp.M(K) MMedSci menjawab, kacamata kini telah dilengkapi dengan teknologi terkini yang efektif mengendalikan hiperopia pada anak. Salah satunya adalah teknologi Defocus Incorporated Multiple Segments (D.I.M.S.) yang dimiliki lensa MiYOSMART.

Teknologi D.I.M.S telah melakukan studi klinis jangka panjang untuk mencegah perkembangan miopia dan mengurangi risiko gangguan penglihatan. Keunggulan pengobatan ini adalah tidak menggunakan alat atau obat yang langsung mengenai bola mata, seperti obat tetes dan kacamata.

Direktur Lensa PT HOYA Indonesia Dodi Rokmento mengungkapkan bahwa D.I.M.S. MiYOSMART telah terbukti secara klinis efektif dalam mencegah perkembangan miopia pada anak. Melalui seminar yang mereka adakan, mereka berharap masyarakat dapat mengetahui lebih banyak lagi solusi black vision pada anak.

“Kami berharap acara ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada dokter spesialis mata mengenai potensi MiYOSMART dalam penatalaksanaan kebutaan khususnya di Indonesia. Selain itu, diharapkan pengobatan miopia di Indonesia semakin mendapat perhatian dan semakin banyak dokter spesialis mata yang terintegrasi. solusi klinis berbasis bukti ke dalam praktik mereka untuk membantu mengendalikan perkembangan miopia pada anak-anak,” simpul Dodi Rocmento.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *