Indonesia BEST Outlook 2025 Ungkap PR Besar Menuju Indonesia Emas 2045

Indonesia BEST Outlook 2025 Ungkap PR Besar Menuju Indonesia Emas 2045

JAKARTA – Indonesia saat ini berada di persimpangan jalan penting dalam mewujudkan visi ambisius Indonesia Emas 2045. Pemerintahan baru yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memiliki tujuan ambisius untuk merangsang pertumbuhan ekonomi hingga 8% per tahun. Namun tugas besar menanti di depan.

Kenyataannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 5,05% pada tahun 2023, jauh dari target. Secara khusus, ketimpangan ekonomi antara wilayah Jawa dan non-Jawa masih cukup besar. Daya saing Indonesia tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Singapura dan Thailand, sehingga menunjukkan perlunya transformasi ekonomi yang mendesak.

Tantangan ini semakin rumit dengan berbagai permasalahan struktural yang menghambat kemajuan. Industrialisasi awal merupakan salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia. Sejak tahun 2011, kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB semakin menurun sehingga melemahkan potensi pertumbuhan ekonomi.

“Salah satu yang mapan adalah industrialisasi. Faktanya, tingkat konsumsi kita harus meningkat, dan ini merupakan pekerjaan rumah yang besar. Alasan mengapa hal ini bisa terjadi adalah karena daya saing bahan baku dan juga teknologi yang ada saat ini. “Kami memiliki teknologi baru di universitas, kami memiliki sumber daya manusia yang baik dan universitas memiliki penelitian energi,” kata Rektor Universitas Bravia. Widodo SC, M.Sc., Ph.D. ., pada Alumni Business Forum yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat (29/11/2024).

Empat provinsi industri besar – Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten – mengalami perlambatan sejak awal tahun 2024. Kajian Universitas Brawijaya di Jawa Timur mengidentifikasi empat permasalahan utama: tingginya biaya tenaga kerja, mahalnya bahan baku, dan sulitnya memperoleh fasilitas pendukung. material, dan kebijakan perpajakan yang tidak mendukung. Jika dibiarkan, hal ini dapat memperburuk kondisi perekonomian nasional bahkan melebihi penurunan industri.

Perlambatan konsumsi rumah tangga dan investasi menambah tekanan. Sebagai penggerak utama perekonomian, konsumsi rumah tangga menunjukkan perlambatan yang mengkhawatirkan. Di sisi lain, lambatnya investasi sehingga menambah beban perekonomian.

Mulai tahun 2018, pemerintah akan berupaya mempertahankan pertumbuhan belanja publik, khususnya sebagai respons terhadap pandemi COVID-19 dan persiapan pemilu. Namun keterbatasan anggaran akan menjadi permasalahan besar pada tahun 2024 dan 2025.

Tekanan fiskal ini disebabkan oleh defisit utang yang terus meningkat dan penerimaan pajak yang meningkat. Akibatnya, kemampuan pemerintah untuk mempertahankan belanja produktif seperti pembangunan infrastruktur dan sektor sosial akan menurun.

Stagnasi penerimaan pajak menjadi salah satu kendala utama. Rasio pajak terhadap PDB yang meningkat dari 8,3 persen pada tahun 2020 menjadi 10,4 persen pada tahun 2022, akan turun kembali menjadi 10,2 persen pada tahun 2023. Angka ini diperkirakan akan menurun pada tahun 2024.

Beban pembayaran utang berbunga tinggi membatasi alokasi anggaran untuk belanja produktif, mesin perekonomian. Tanpa kebijakan fiskal yang tepat, perluasan basis pajak dan peningkatan kepatuhan wajib pajak, ruang fiskal akan menyempit dan pertumbuhan ekonomi dapat terhambat.

Di tengah tantangan tersebut, digitalisasi muncul sebagai solusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut perkiraan, nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai 90 miliar dolar pada tahun 2024, meningkat 13 persen dibandingkan tahun lalu. Dengan membangun ekosistem digital yang kuat, Indonesia mempunyai peluang besar untuk mengatasi berbagai hambatan perekonomian.

Teknologi seperti kecerdasan generatif dapat dioptimalkan di bidang pertanian untuk membantu mencapai swasembada pangan melalui prakiraan cuaca yang akurat dan pengelolaan lahan yang efisien. Digitalisasi akan meningkatkan produktivitas di sektor industri dan publik serta mempercepat transisi perekonomian nasional.

Namun digitalisasi saja tidak cukup. Reformasi birokrasi yang mendalam adalah kunci untuk mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan meningkatkan administrasi publik dan meningkatkan efisiensi fiskal, hal ini dapat menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi investasi dan bisnis.

Selain itu, penguatan sumber daya manusia dengan memberikan pemerataan akses terhadap kualitas pendidikan menjadi landasan penting. Indonesia hanya dapat mengatasi tantangan struktural yang dihadapi saat ini melalui kerja sama multisektoral dan kebijakan yang tepat.

BEST Outlook 2025 disajikan sebagai panduan strategis berbasis bukti yang memberikan wawasan mengenai tindakan nyata yang harus diambil oleh pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Berbagai solusi, termasuk strategi memperkuat daya saing nasional, mendorong pertumbuhan inklusif, dan meningkatkan potensi ekonomi digital, akan banyak dibahas dalam forum ini.

Melalui tindakan nyata dan kerja sama yang kuat, Indonesia akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan membuka jalan menuju visi besar Indonesia Emas pada tahun 2045.

Deindustrialisasi, ketidakstabilan fiskal dan perlambatan investasi memang merupakan tantangan yang serius. Namun, dengan memanfaatkan peluang ekonomi digital, mengoptimalkan teknologi, dan melakukan reformasi struktural, Indonesia berpeluang untuk bangkit dan menjadi kekuatan ekonomi global. Best Outlook 2025 merupakan insentif penting untuk menciptakan tindakan strategis yang akan membawa Indonesia menuju masa depan yang cerah.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *