Smartfren Catatkan 35,9 Juta Pelanggan, Bagaimana Nasibnya Pasca Merger?

Smartfren Catatkan 35,9 Juta Pelanggan, Bagaimana Nasibnya Pasca Merger?

JAKARTA – PT Smartfren Telecom Tbk mencatatkan prestasi yang sangat solid di tengah persaingan sektor telekomunikasi yang semakin ketat. Pada akhir kuartal III 2024, Smartfren memiliki 35,9 juta pelanggan, menunjukkan pertumbuhan signifikan dibandingkan tahun 2020 yang hanya mencapai 27,9 juta pelanggan.

Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren, memaparkan laporan kinerja perusahaan pada presentasi publik di Jakarta, Jumat (20/12/2024). “Secara umum gambaran perkembangan atau tren dari tahun ke tahun adalah jumlah pelanggan kami semakin meningkat,” kata Merza.

Penurunan Jumlah Pelanggan dan Alasannya Meski menunjukkan tren pertumbuhan positif, namun jumlah pelanggan SmartFren pada triwulan III tahun 2024 mengalami sedikit penurunan dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yaitu dari 36,4 juta menjadi 35,9 juta pelanggan.

Merza menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan tersebut, antara lain:

1. Persaingan yang semakin ketat: Industri telekomunikasi di Indonesia semakin kompetitif dengan masuknya pemain baru dan berbagai promosi agresif yang ditawarkan oleh operator.

2. Munculnya RT/RW Net: Kehadiran penyedia layanan Internet skala kecil (RT/RW Net) memberikan alternatif bagi masyarakat untuk mengakses Internet dengan harga yang lebih terjangkau.

3. Perubahan perilaku konsumen: konsumen semakin selektif dalam memilih penyedia dan paket Internet, dengan mempertimbangkan faktor harga, pembagian, dan kualitas jaringan.

Terus Perluas Jaringan 4G Meski menghadapi beberapa tantangan, Smartfren tetap berkomitmen untuk terus menghadirkan layanan berbasis jaringan 4G di seluruh wilayah operasionalnya. Dengan total 46.000 base transceiver station (BTS) yang tersebar di 288 kota di Indonesia, SmartFren kini mampu menjangkau sekitar 80% populasi tanah air.

“Jadi dari segi jaringan saat ini, kita sudah memiliki 80% penduduk Indonesia yang memiliki lisensi jaringan bergerak seluler, jaringan tetap, serta VoIP dan ISP,” kata Merza.

Kinerja keuangan Smartfren Di sisi finansial, Smartfren mencatatkan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) sebesar Rp3,6 triliun dengan margin 42,7% pada kuartal III 2024.

Namun pendapatan perseroan menunjukkan penurunan menjadi Rp 8,5 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 8,6 triliun. “Dan dari sisi untung ruginya kami mencatatkan kurang lebih Rp 1 triliun,” kata Merza.

Smartfren diketahui merger dengan XL Axiata. Penggabungan tersebut membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart). XLSmart diharapkan dapat beroperasi pada pertengahan tahun 2025.

Penggabungan dengan XL Axiata diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing Smartfren dalam jangka panjang. Entitas gabungan akan memiliki basis pelanggan yang lebih besar dan infrastruktur jaringan yang luas.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *