BEIJING – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru-baru ini mengancam akan mengenakan tarif 100% terhadap negara-negara BRICS jika mereka mencoba mengganti dolar AS dengan mata uang perdagangan internasional lainnya.
Namun, negara-negara BRICS lainnya tampaknya tidak gentar dengan ancaman ini. Berikut penjelasan pandangan negara-negara BRICS lainnya terhadap ancaman tersebut:
1. Cina
Tiongkok, sebagai salah satu anggota terbesar BRICS, telah berupaya mengurangi ketergantungannya pada dolar AS.
Beijing telah mendorong penggunaan yuan dalam perdagangan dengan negara lain dan telah menandatangani perjanjian dengan beberapa negara untuk menggunakan mata uang lokal dalam perdagangan dengan kedua negara.
Selain itu, Tiongkok memiliki perekonomian yang kuat dan cadangan devisa yang besar, sehingga memberikan kepercayaan diri untuk menghadapi ancaman tarif Trump.
2. Rusia
Rusia tidak lagi takut dengan ancaman Trump. Rusia telah menghadapi sanksi ekonomi dari Barat sejak aneksasi Krimea pada tahun 2014 dan berupaya mengurangi ketergantungannya pada perekonomian yang dipimpin AS.
Moskow telah meningkatkan penggunaan rubel dalam perdagangan internasional dan telah setuju dengan Tiongkok untuk menggunakan yuan dan rubel dalam perdagangan bilateral.
Presiden Vladimir Putin menyebut dolar sebagai “alat” yang digunakan Barat untuk menekan negara lain.
3. India
India, meski memiliki hubungan dagang yang kuat dengan AS, juga menunjukkan minat untuk mengurangi ketergantungannya pada dolar.
New Delhi telah menandatangani perjanjian dengan sejumlah negara untuk menggunakan mata uang lokal untuk perdagangan sentral.
Namun, India juga berhati-hati dalam pendekatannya dan tidak mendukung demonetisasi sebagai kebijakan formal.
Namun, ancaman Trump terhadap tarif mungkin memaksa India untuk memikirkan kembali posisinya.
4. Brasil
Brasil, sebagai anggota BRICS lainnya, juga menunjukkan minat untuk mengurangi ketergantungannya pada dolar.
Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, menyerukan mata uang bersama di Amerika Selatan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar dalam perdagangan internasional.
Terlepas dari perbedaan politik dan ekonomi antara negara-negara BRICS, Brasil berkomitmen untuk mencari alternatif selain dolar.
5. Afrika Selatan
Afrika Selatan, meski kecil dibandingkan anggota BRICS lainnya, tidak khawatir dengan ancaman Trump.
Pemerintah Afrika Selatan bersikeras bahwa kelompok BRICS tidak ingin menciptakan mata uang baru, namun fokus pada perdagangan menggunakan mata uang negara mereka.
Afrika Selatan juga menekankan pentingnya menjaga hubungan dagang yang kuat dengan Amerika Serikat, namun tidak akan tunduk pada ancaman tarif.
Secara keseluruhan, negara-negara BRICS menunjukkan reaksi beragam terhadap ancaman tarif Donald Trump.
Meski terdapat perbedaan metode dan kebijakan di masing-masing negara, namun semuanya memiliki satu tujuan: mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dalam perdagangan internasional.
Ancaman tarif Trump dapat memicu diskusi lebih lanjut di antara negara-negara BRICS mengenai cara memperkuat kerja sama ekonomi dan mencari alternatif selain dolar.