JAKARTA – Curah hujan di Indonesia hingga April 2025 diperkirakan meningkat sebesar 20% akibat fenomena La Nina. Peristiwa La Nina lemah ini menyebabkan air di Samudera Pasifik menjadi dingin akibat pemanasan permukaan air sehingga menyebabkan peningkatan curah hujan.
Cuaca buruk diperkirakan terjadi hingga April-April 2025, dipengaruhi fenomena La Nina yang dapat meningkatkan curah hujan sebesar 20 persen, kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Senin. . (16.12.2024).
Lebih lanjut, Dwikorita mengingatkan adanya kondisi cuaca buruk saat perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Selain itu, berdasarkan kajian Kementerian Pariwisata, diperkirakan sebanyak 110,67 juta orang akan berwisata saat musim Natal.
Sebagian besar wisatawan menggunakan kendaraan pribadi berupa mobil dan sepeda motor sehingga sangat sensitif terhadap cuaca ekstrim selama perjalanan.
Selain itu, kekuatan atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan kemungkinan terjadinya revolusi dingin (pergerakan udara dingin) yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) ke Indonesia bagian barat diperkirakan akan terjadi pada saat ini. . Musim Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Dwikorita mengatakan peristiwa ini dapat meningkatkan jumlah dan curah hujan di banyak wilayah Indonesia, meski skala dan dampaknya masih perlu diwaspadai lebih lanjut.
BMKG terus mencermati situasi ini dan memberikan informasi baru untuk mendukung langkah yang diharapkan dan mengurangi risiko di bidang tersebut.
“Perlunya pemutakhiran informasi cuaca secara berkala sebagai upaya preventif untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan saat bepergian ke luar kota maupun saat pergi ke berbagai destinasi wisata. Di musim hujan seperti ini, sangat mungkin terjadi bencana cuaca air, katanya.
Dwikorita menambahkan, dalam aplikasi besutan BMKG ini terdapat fitur “Digital Weather for Traffic (DWT)”. Wisatawan dapat menggunakan layanan ini untuk mengecek informasi cuaca dalam perjalanan pulang.
Pengguna, lanjutnya, dapat mengakses informasi peringatan, cuaca darat, cuaca perjalanan, cuaca bandara, cuaca pelabuhan, cuaca pelayaran, serta informasi pesawat dan gelombang.
Sementara itu, Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, pada pekan depan, sejumlah kejadian cuaca diprakirakan akan mempengaruhi pola cuaca Indonesia dan meningkatkan peluang hujan lebat, apalagi banyak wilayah yang memasuki puncak musim hujan.
Sirkulasi yang terdapat di Laut Natuna, di Samudera Hindia barat daya Banten, di Laut Aceh Barat, dan di Laut Arafura ikut memperkuat keadaan tersebut dengan menyebabkan meningkatnya pergerakan massa udara sehingga memungkinkan terbentuknya hujan energik. . awan di sekitarnya.
Selain itu, kombinasi aktif Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, gelombang Kelvin, dan zona konvektif di wilayah timur, selatan, dan tengah Indonesia memperkuat atmosfer yang mendukung terjadinya hujan lebat di berbagai wilayah.
Seiring dengan puncak musim hujan, lanjut Guswanto, banyak wilayah di Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi yang berisiko tinggi mengalami hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir, banjir, atau tanah longsor di daerah rawannya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah potensi hujan lebat di daerah aliran sungai sekitar gunung berapi yang ada, karena potensi aliran lahar yang mungkin terbentuk.
“Waspadai potensi risiko bencana hidro-cuaca, terus pantau informasi cuaca dan sebisa mungkin hindari aktivitas di lokasi bencana,” ujarnya.