JAKARTA – Negara-negara BRICS menentang keras dan mengutuk praktik penerapan sanksi karena alasan ilegal dan politik yang merugikan pembangunan negara lain. Hal ini merupakan salah satu klausul deklarasi bersama yang diadopsi pada KTT BRICS ke-16 yang diadakan di Kazan, Rusia.
Deklarasi Kazan setebal 33 halaman bertajuk “Memperkuat Multilateralisme untuk Pembangunan dan Keamanan Global yang Adil” dirilis pada Rabu (23/10) setelah serangkaian pertemuan multi-format para pemimpin BRICS.
“Kami sangat prihatin atas dampak mengganggu dari tindakan pemaksaan unilateral ilegal, termasuk sanksi ilegal, terhadap perekonomian dunia, perdagangan internasional, dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan,” kata Rusia dalam pernyataannya hari ini, Kamis (24/10). /). 2024).
Menurut pernyataan bersama tersebut, tindakan tersebut bertentangan dengan aturan WTO, melemahkan Piagam PBB dan mengancam sistem perdagangan multilateral. Sanksi ini juga berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi, energi, kesehatan dan ketahanan pangan, memperburuk kemiskinan dan masalah lingkungan.
Deklarasi tersebut menyatakan bahwa tindakan pemaksaan unilateral, termasuk sanksi ekonomi unilateral dan sanksi sekunder, bertentangan dengan hukum internasional.
Sanksi ilegal ini juga mempunyai dampak yang luas terhadap hak asasi manusia, termasuk hak atas pembangunan bagi masyarakat umum di negara-negara yang menjadi sasaran sanksi, dan secara tidak proporsional berdampak pada masyarakat miskin dan rentan. “Itulah mengapa kami menuntut penghapusannya,” kata BRICS dalam sebuah pernyataan.
Para anggota kelompok ini memperdalam hubungan ekonomi dan memperkuat kerja sama meskipun ada sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia dan ancaman sanksi sekunder. Amerika Serikat dan sekutunya telah memberlakukan serangkaian pembatasan terhadap Moskow, membekukan hampir $300 miliar aset negara Rusia dan menjatuhkan sanksi terhadap individu dan entitas, termasuk di sektor energi, logam dan pertambangan, serta keuangan.
Moskow telah berulang kali mengecam pembatasan tersebut sebagai tindakan ilegal dan memperingatkan para pejabat Barat mengenai larangan perjalanan dan tindakan pencegahan lainnya.
Pada saat yang sama, beberapa politisi dan diplomat tingkat tinggi di Barat mengakui bahwa sanksi terhadap Rusia tidak efektif dan menekankan bahwa cakupan pembatasan lebih lanjut semakin menyempit.