JAKARTA – PT Pertamina Gas (Pertagas) sebagai bagian dari Sub Holding Pertamina Gas terus menunjukkan komitmennya dalam membangun dan mengoperasikan infrastruktur distribusi energi di Indonesia. Hingga saat ini, Pertagas telah mengoperasikan 63 ruas pipa sepanjang 2.930 km di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan untuk memenuhi kebutuhan energi berbagai industri di Tanah Air.
Subholding Gas (SHG) terus berkembang sebagai operator gas alam nasional terbesar yang fokus pada keberlanjutan. SHG tidak hanya mempertahankan operasi yang ada tetapi juga berupaya meningkatkan keandalan kinerja operasionalnya.
Harry Budhi Sidharta, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT PGN Tbk, mengatakan dalam upayanya bertransformasi menjadi perusahaan infrastruktur energi nasional, Pertagas sebagai bagian dari Sub Holding Gas terus memperluas kegiatan usahanya, tidak hanya di bidang distribusi gas alam.
“Saat ini Pertagas telah memperluas kegiatannya dengan menyediakan infrastruktur energi lainnya, seperti pipa minyak dan bahan bakar,” kata Harry, Senin (14/10/2024).
Hingga saat ini, Pertagas telah membangun dan mengoperasikan lebih dari 605 km pipa minyak, antara lain pipa minyak Tempino – Plaju di Wilayah Operasi Sumatera Tengah dan Pipa Minyak Rokan di Wilayah Operasi Rokan.
Partisipasi Pertagas dalam distribusi minyak di Pulau Sumatera mendukung ketahanan energi nasional yang turut membantu memenuhi kebutuhan energi nasional, kata Harry.
Pertagas juga sedang mengerjakan pembangunan pipa distribusi bahan bakar Çikampek-Plumpang. Kekuasaan dimulainya pembangunan pipa sepanjang 96 km itu ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Pertamina Patra Niaga pada Jumat (4/10/2024).
Pertagas tidak hanya terus mengembangkan jaringan pipa, namun juga berkomitmen menjamin keandalan energi yang didistribusikan. Komitmen ini didukung oleh keahlian Pertagas dalam pengoperasian dan pemeliharaan jaringan pipa serta fasilitas pendukungnya. Kapasitas SDM yang terakreditasi menjadi salah satu pilar utama dalam menjaga standar operasional yang tinggi, mulai dari proses instalasi hingga pemeliharaan yang dilakukan dengan keahlian dan kepatuhan terhadap peraturan.
Dari sisi keselamatan kerja, Pertamina Gas mencatat 105.142.028 jam kerja aman pada akhir September 2024, menegaskan komitmennya untuk menjadikan keselamatan sebagai prioritas utama. Pertagas berupaya menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, mengurangi risiko kecelakaan guna menjaga keandalan operasional distribusi energi.
Selain itu, untuk menjaga keandalan operasional pipa minyak, Pertagas menerapkan manajemen risiko melalui manajemen keselamatan dan kehilangan minyak dengan sistem deteksi terintegrasi, serta memantau keakuratan alat ukur (meter) agar lolos kepatuhan dengan prosedur yang ketat. Dengan menerapkan prinsip Kebersihan Aliran dan Integritas Pipa, Pertagas memastikan setiap aliran energi berjalan lancar dan aman serta memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
Harry mengatakan, Pertagas akan terus mengembangkan dan memperluas infrastruktur distribusi energi serta berkoordinasi dengan industri hulu dan hilir.
Akses terhadap infrastruktur distribusi energi yang terintegrasi menjadi peluang penting bagi Pertagas untuk mengembangkan usahanya. Dengan keahliannya di sektor menengah, Pertagas dapat memulihkan kerja sama dengan industri hulu dan hilir untuk mengangkut berbagai jenis energi seperti gas alam, minyak, dan bahan bakar. Kemitraan ini memungkinkan Pertagas untuk memperluas jaringan dan meningkatkan efisiensi distribusi energi.
“Melalui jaringan pipa yang dirancang untuk mendistribusikan energi dari atas ke bawah, hal ini akan berdampak pada efektivitas biaya, keamanan kerja, fleksibilitas dan pertumbuhan, serta keandalan pasokan energi berkelanjutan,” kata Harry.