JAKARTA – Presiden terpilih Donald Trump mengancam negara-negara BRICS untuk mengenakan tarif 100 persen terhadap barang-barang yang masuk ke Amerika Serikat (AS) jika mengikuti agenda de-dolarisasinya. Retorika tersebut muncul bahkan sebelum Trump resmi menjabat sebagai presiden dan mengindikasikan bahwa perang dagang akan dimulai selama empat tahun masa jabatannya.
Negara-negara berkembang telah melindungi perekonomian mereka dari sanksi yang dijatuhkan oleh Gedung Putih selama lebih dari satu dekade.
Direktur Institut Ilmu Sosial India, Ash Narain Roy, menekankan bahwa ancaman Trump terhadap BRICS tidak akan berhasil. Roy menyatakan Trump senang dengan kemenangannya dan tidak melihat keadaan.
Negara-negara berkembang telah mencapai kemajuan bahkan setelah berakhirnya patokan dolar AS karena mata uang lokal mereka menjadi penting.
Ash Narain Roy, dikutip Watcher Guru, mengatakan, Senin (30/12/2024), “Inisiatif de-dolarisasi yang diprakarsai BRICS akan berlanjut lebih cepat di era Trump.”
Roy menegaskan, ancaman tarif 100 persen yang dilancarkan Trump tidak akan berdampak pada negara mana pun, namun akan merugikan Amerika secara langsung. Jika eksportir membayar tarif 100%, mereka akan menaikkan harga dan importir AS akan membebankan kenaikan tersebut kepada konsumen.
Konsumen akhirlah yang pada akhirnya akan menanggung tagihan yang menyebabkan inflasi. BRICS tidak akan membatalkan de-dolarisasi, namun mungkin akan mempercepat proses di bawah kepemimpinan Trump. “Dia punya pendapat tentang segala hal, berubah pendapat, dan sebagainya. Jadi dia tidak serius sama sekali,” kata Roy.
Pakar ini menyebut ucapan Trump tidak masuk akal. “Ini tidak akan berdampak pada negara mana pun,” tegasnya.
Aliansi BRICS menekankan bahwa program de-dolarisasi tetap menjadi tujuan jangka panjang mereka. Jika Trump menjabat, pemblokiran ini tidak akan memperlambat, namun mempercepat prosesnya. Sanksi dan ancaman menjadi alasan program dedolarisasi ini dibentuk sejak awal.
Jika retorika Trump mengenai perdagangan dan tarif meningkat, negara-negara berkembang akan berpihak pada BRICS untuk melindungi perekonomian mereka.