JAKARTA – Manfaat lari bagi kesehatan sudah terbukti secara ilmiah. Namun melakukannya terus menerus menjadi masalah tersendiri karena kesibukan atau kemalasan.
Namun penemuan terbaru para ilmuwan menjadi kabar baik, karena ada pil ajaib yang mampu meningkatkan kecepatan hingga 10 km. Obat tersebut mengandung molekul yang disebut “LaKe” yang dikembangkan oleh para ilmuwan dari Universitas Aarhus.
Obat tersebut dapat meniru efek kesehatan dari lari atau puasa karena bermanfaat bagi metabolisme tubuh.
Olah raga dan puasa diketahui dapat memperkuat jantung dan menurunkan kadar lemak darah. Olahraga membantu meningkatkan produksi laktat dan keton tubuh, bahan kimia.
Dapat meningkatkan produksi hormon nafsu makan sekaligus menurunkan kadar lemak darah. Laktosa sendiri mengandung kombinasi kimia susu dan keton.
Thomas Poulsen, profesor kimia di Universitas Aarhus, mengatakan timnya telah menciptakan molekul yang meniru respons metabolisme alami tubuh selama olahraga intens dan puasa.
Faktanya, molekul-molekul ini menempatkan tubuh dalam kondisi metabolisme, yang setara dengan berlari 10 kilometer dengan kecepatan tinggi di dalam perut, kata Profesor Poulsen seperti dikutip The Sun, Sabtu (12/10/2024).
Profesor Poulsen melanjutkan: “Ketika kadar laktat dan keton darah tinggi, produksi hormon nafsu makan meningkat dan asam lemak bebas dalam darah menurun.” “Ini memiliki sejumlah manfaat kesehatan, seperti mengurangi risiko sindrom metabolik,” katanya.
Profesor Poulsen juga percaya bahwa manfaat kesehatan ini tidak dapat dicapai melalui pola makan saja, karena tidak mungkin mengonsumsi makanan dalam jumlah cukup tanpa menambahkan produk sampingan yang tidak diinginkan seperti produk susu, keton, dan garam.
Di sinilah peran LaKe, karena pilnya mengandung laktat dan keton tanpa bahan tambahan berbahaya. “Sekarang kita dapat menciptakan molekul yang secara artifisial mengontrol jumlah susu dan keton,” kata Profesor Poulsen.
Sejauh ini, obat tersebut baru diuji pada tikus. Namun, uji klinis pertama pada manusia saat ini sedang dilakukan di Rumah Sakit Universitas Aarhus. Menurut Profesor Poulsen, jika tes ini berhasil, molekul tersebut bisa menjadi suplemen nutrisi.
Para ilmuwan di balik penelitian ini, yang diterbitkan dalam jurnal: Journal of Agricultural and Food Chemistry, mengatakan bahwa orang yang tidak mengikuti olahraga ketat dan rencana diet akan merasakan manfaatnya.
Thomas Poulsen, ahli kimia di Universitas Aarhus yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan: “Pada dasarnya, sulit untuk tetap termotivasi selama beberapa kilometer di jalan raya tanpa makan banyak.” “Bagi orang dengan kondisi fisik seperti gagal jantung atau kelemahan umum, suplemen nutrisi dapat menjadi kunci pemulihan yang baik,” ujarnya.
Menurut para peneliti, lakten berpotensi meringankan kesulitan konsentrasi dan bahkan digunakan untuk mengobati penyakit serius seperti Parkinson dan demensia.
Penyakit-penyakit ini seringkali ditandai dengan rendahnya tingkat energi di otak sehingga tidak memungkinkannya berfungsi secara optimal. “Kelenjar susu dapat bertindak sebagai penyangga glukosa otak selama masa stres atau trauma, sehingga penderita gegar otak mengalami peningkatan kadar kelenjar susu,” kata Profesor Poulsen.
“Pasien yang tidak dapat melakukan olahraga berat akan mendapat manfaat besar dari obat yang dapat meningkatkan kadar tersebut,” katanya.