MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan bahwa Israel adalah penerima manfaat utama atau pemenang besar dari krisis di Suriah.
Sindiran tersebut disampaikannya saat mengomentari invasi militer Tentara Zionis di Suriah pasca jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad.
Berbicara pada konferensi pers tahunannya pada hari Kamis, Putin menekankan bahwa meskipun kekhawatiran keamanan nasional Israel dapat dimengerti, Rusia mengutuk keras setiap penyitaan wilayah Suriah – mengutip kemajuan pasukan Israel baru-baru ini di Dataran Tinggi Golan dan sekitarnya.
“Seseorang boleh mempunyai sikap apa pun terhadap apa yang dilakukan Israel,” kata Putin. “Tetapi Rusia mengutuk perebutan wilayah mana pun di Suriah,” ujarnya lagi.
Posisi kami di sini tegas,” tambah Putin, dikutip Russia Today, Jumat (20/12/2024).
Pada saat yang sama, Putin mengakui bahwa Israel sedang menyelesaikan berbagai masalah terkait keamanan nasionalnya, dan menyatakan harapan bahwa Tel Aviv pada akhirnya akan menarik pasukannya dari wilayah Suriah.
Namun, Putin mencatat bahwa sejauh ini Israel memang telah mengirimkan lebih banyak pasukan melintasi perbatasan dan menyatakan keprihatinan bahwa Israel tidak hanya tidak berniat meninggalkan wilayah tersebut, tetapi tampaknya juga berencana menduduki Dataran Tinggi Golan.
“Penduduk lokal juga baru-baru ini mengajukan permintaan aneksasi ke negara Yahudi,” kata Putin, menunjukkan bahwa hal ini menciptakan masalah lain dan bahwa masalah disintegrasi Suriah harus diselesaikan sesuai dengan Piagam PBB, yang memberikan hak kepada negara-negara untuk bergabung dengan negara tersebut. yang benar. . untuk menentukan nasibnya sendiri.
Sejak runtuhnya pemerintahan Assad, Israel telah melakukan ratusan serangan udara terhadap pelabuhan, bandara, dan gudang senjata Suriah, sehingga mendorong pasukannya melampaui zona demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menegaskan bahwa negaranya tidak bisa membiarkan kelompok “jihadis” mengisi kekosongan yang tercipta di perbatasan Suriah dan mengancam masyarakat Israel di Dataran Tinggi Golan.
Sejak itu, pemerintah Israel juga menyetujui rencana untuk melipatgandakan populasi Yahudi di Dataran Tinggi Golan dan membentengi wilayah tersebut.
“Kami akan terus mempertahankannya, menjadikannya makmur dan tetap di sini,” demikian pernyataan kepala pemerintahan Israel.