Entaskan Kemiskinan di ASEAN, Baznas Dorong Kolaborasi Pengelolaan Zakat Antarnegara

Entaskan Kemiskinan di ASEAN, Baznas Dorong Kolaborasi Pengelolaan Zakat Antarnegara

JAKARTA – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mendorong negara-negara ASEAN untuk melakukan kerja sama regional dalam pengelolaan zakat. Hal ini merupakan langkah strategis untuk mendukung pengentasan kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Hal ini terungkap pada Konferensi Internasional Zakat ke-8 atau 8th International Conference on Zakat (ICONZ) 2024 yang digelar di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jawa Barat.

Wakil Presiden Baznaz Mohammad Madum mendorong kerja sama antar negara ASEAN untuk menciptakan kerangka Zakat bersama yang efektif, transparan dan akuntabel.

“Di ASEAN, kita menghadapi tantangan serupa tentang bagaimana zakat dapat menjadi alat yang lebih penting dalam upaya pengentasan kemiskinan. Namun, perbedaan peraturan dan praktik antar negara seringkali menjadi hambatan untuk mencapai pengelolaan zakat yang komprehensif”, kata Mo Mahdum, Minggu (22).

Ia berpendapat bahwa untuk mengatasi tantangan tersebut perlu dilakukan penyederhanaan kerangka umum, termasuk standarisasi administrasi zakat, penguatan solidaritas Islam, dan mekanisme pengumpulan dan distribusi zakat antar negara.

Mo Mahdum melanjutkan, sebagai langkah awal, BAZNAS mendorong implementasi rencana aksi Zakat regional yang melibatkan politisi seluruh negara ASEAN. “Melalui rencana aksi ini, kita dapat mengidentifikasi tantangan dan solusi bersama untuk mengembangkan langkah-langkah efektif dalam mengelola zakat di kawasan,” jelas Momadum.

Bazinas juga mengusulkan pembentukan ASEAN Zakat Association sebagai wadah koordinasi dan kerja sama antar lembaga zakat di kawasan. Asosiasi ini diharapkan dapat berfungsi sebagai forum untuk berbagi praktik terbaik, mengatasi hambatan peraturan dan memperkuat kapasitas kelembagaan dalam mengelola zakat.

“Kerja sama di tingkat ASEAN harus menjadi agenda bersama. Dengan melakukan adaptasi, kita dapat memaksimalkan potensi Zakat sebagai alat utama pengentasan kemiskinan. Semangat persatuan Islam dan komitmen bersama akan membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat ASEAN,” ujarnya dikatakan.

Waryono Abdul Ghafur, Direktur Peningkatan Zakat dan Wakaf Keagamaan (Ditzawa) Kementerian Agama (Kemenag), juga menyoroti keunggulan regulasi di Indonesia. Ia yakin Indonesia bisa menjadi contoh sukses pengelolaan zakat di tingkat ASEAN.

“Kerangka regulasi yang jelas, transparansi dan akuntabilitas menjadi keunggulan utama Indonesia dalam penyelenggaraan zakat. Potensi ini dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara ASEAN lainnya,” jelasnya.

Wayono meyakini, dalam konteks ASEAN, Indonesia mempunyai peluang bagus untuk memimpin kerja sama regional. Standardisasi dan kerja sama antar negara di bidang Zakat akan memperkuat solidaritas Islam sekaligus mempercepat pengentasan kemiskinan di kawasan.

“Mari kita bersinergi untuk menjamin penyelenggaraan zakat yang transparan, akuntabel, dan tepat sasaran untuk mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan makmur,” ujarnya.

ICONZ ke-8 yang mengangkat tema “Zakat berkontribusi terhadap pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan di dunia” menarik 300 sarjana dan aktivis Zakat dari negara-negara ASEAN (Malaysia, Filipina, Myanmar, Brunei, Kamboja), Yordania, Yordania dan negara-negara lainnya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *